Abu Yazid al-Busthami merupakan seorang wali suci dari Persia yang telah diakui oleh muslim seluruh penjuru dunia perihal kewaliannya, namun ternyata Abu Yazid al-Busthami (terkadang disebut dengan nama Bayazid) pernah ‘mengaku’ sebagai Tuhan di depan para muridnya. Kisah ini disampaikan oleh Jalaluddin Rumi di dalam kitab al-Matsnawi.
Dikisahkan bahwa suatu hari Abu Yazid mendatangi para muridnya dan berkata, “Aku adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Tiada Tuhan selain Aku. Jadi, sembahlah Aku!”. Abu Yazid sungguh sedang dalam maqam fana’.
Keesokan harinya; para murid yang mendengar ‘ungkapan nyeleneh’ tersebut berkata pada Abu Yazid, “Wahai guru, kemarin Engkau mengatakan kalimat yang menunjukkan kekufuran”.
Abu Yazid menanggapinya dengan kalimat, “Jika Aku mengulang kalimat itu lagi, langsung bunuh aku dengan pisau yang telah kalian siapkan!”. Ketika Abu Yazid telah memerintahkan hal tersebut, para muridnya segera menyiapkan pisaunya masing-masing.
Tatkala waktu mulai berjalan, Abu Yazid kembali menunjukkan sikap kegilaan. Kali ini Abu Yazid berkata dengan ungkapan yang ‘lebih kufur’ dari sebelumnya. Ia berkata, “Di dalam bajuku tidak ada apapun, kecuali Tuhan.” Semua muridnya menjadi marah, sehingga mereka memutuskan untuk menusuk Abu Yazid dengan pisau sesuai dengan perintah Abu Yazid sendiri.
Anehnya, setiap murid yang menusuk tubuh Abu Yazid, serangannya justru berbalik ke dirinya sendiri. Tidak ada satu seranganpun yang berhasil melukai tubuh Abu Yazid dan para muridnya sendiri yang justru berlumuran darah. Siapapun yang menyerang leher Abu Yazid, maka ia telah memotong lehernya sendiri lalu mati. Siapapun yang menyerang dada Abu Yazid, maka ia telah menghunus dadanya sendiri lalu mati. Begitu seterusnya, hingga sebagian dari murid Abu Yazid memutuskan untuk tidak ikut menyerang.
Keesokan harinya, murid-murid yang selamat segera pergi menemui Abu Yazid lalu berkata, “Kau kemarin mengucapkan kalimat yang ‘lebih kufur’ lagi, lalu kami memutuskan menyerangmu. Namun hal aneh terjadi. Jika tubuhmu adalah tubuh seorang manusia, maka seharusnya Kau sudah mati sebab tebasan pisau. Namun; nyatanya Kau masih hidup, sementara sebagian dari kami harus kehilangan nyawanya”.
Abu Yazid kemudian menjawab, “Kalian melukai diri sendiri, karena kalian sedang melukai orang yang berada di maqam fana’. Bentuknya telah sirna, sebab ia hanyalah cermin belaka. Dirinya telah tiada, sebab yang Ada hanya Pemilik-nya.” (AN)
Wallahu A’lam.