Khutbah Jumat: Mengapa Allah Menciptakan Bumi?

Khutbah Jumat: Mengapa Allah Menciptakan Bumi?

Khutbah Jumat: Mengapa Allah Menciptakan Bumi?

Allah SWT menciptakan bumi beserta segala isinya pasti punya tujuan tertentu. Tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang menjadi sia-sia. Simak khutbah Jumat berikut terkait hikmah dan tujuan bumi diciptakan.

Khutbah Pertama: Mengapa Allah Menciptakan Bumi? 

 الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Hadirin sidang Jumat yang mulia

Puji dan syukur kepada Allah dan shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah. Sebagai khatib kami senantiasa meningkatkan iman dan takwa pada Allah.

Sidang Jumat yang mulia  

Alam semesta merupakan ciptaan sempurna dari Allah  SWT. Termasuk dalam hal ini bumi, tempat manusia hidup.  Allah menciptakan bumi, tidak sia-sia. Terdapat pelbagai tujuan mulia Allah dalam proses penciptaannya.

Lebih jauh lagi, dalam Al-Qur’an, Allah banyak sekali menyinggung tentang penciptaan bumi dan pelbagai isinya. Al-Qur’an, menyebut bahwa orang yang berakal, yang akan mampu menangkap proses penciptaan bumi. Hal ini tergambar dalam firman Allah dalam Q.S Ali Imran ayat 190-191:

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS: Ali Imran ayat 190-191)

Hadirin Pendengar Khutbah Jumat

Surat Ali Imran ayat 190-191, termasuk dalam katogori ayat kauniyah—ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta serta isinya yang kecil (mikrokosmos) ataupun yang besar (makrokosmos). Allah dalam ayat ini menunjukkan kekuasaannya, sebagai pencipta langit dan bumi. Pun Allah mengatur alam semesta sesuai dengan porosnya.

Akan tetapi hal itu tidak akan dapat diketahui dan terpikirkan kecuali oleh orang yang memiliki akal dan kecerdasan. Sebagian orang menyebutnya, rahasia pencipta langit dan bumi tidak akan terungkap, kecuali orang yang memiliki akal sempurna. Al-Qur’an menyebutnya dengan istilah ulul albab.

Syekh Muhammad Sayyid Thanthowi dalam Tafsir Al-Wasith Lil Qur’an al Karim  menyebut ulul albab sebagai berikut;

وَالمُرَادُ بِأُولِى الْأَلْبَابِ: أَصْحَابُ الْعُقُولِ السَّلِيْمَةِ، وَالْأَفْكَارِ الْمُسْتَقِيْمَةِ، لِأَنَّ لُبَّ الشَّيءِ هُوَ خُلَاصَتُهُ وَصُفُوْتُهُ

Yang dimaksud dengan ulul albab adalah orang-orang yang berakal jernih dan berpikiran lurus/logika benar, karena inti dari sesuatu adalah esensi dan kemurniannya.

 Hadirin Sidang Jumat yang Mulia

Dari ayat ini tergambar, rahasia penciptaan alam semesta yang meliputi langit, planet, galaksi dan bumi tak akan mampu tercerna kecuali oleh orang yang memiliki kecerdasan. Seyogianya, manusia merenungi pelbagai ciptaan Allah tersebut. Pasalnya, itu semua bukti bahwa Allah maha kuasa atas segala alam semesta.

Sementara itu dalam ayat lain, surat  al-Rahman ayat 10-11, Allah menjelaskan bahwa bumi, merupakan ciptaan Allah untuk manusia—kendati tidak sebatas untuk manusia saja—, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Penciptaan bumi, untuk manusia, yang dalamnya berisi, buah-buahan, tumbuhan, dan pelbagainya merupakan bukti nyata kasih sayang Allah pada manusia.

وَالْأَرْضَ وَضَعَها لِلْأَنامِ٠فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ

Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya), di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.” (QS: Al-Rahman ayat 10-11)

Terkait ayat di atas, sejatinya para ulama berbeda pendapat tentang untuk siapa bumi ini diciptakan, apakah untuk manusia semata? Atau untuk binatang? Atau juga untuk jin? Jauh lagi, untuk segala makhluk Allah di atas bumi, termasuk hewan dan tumbuhan?

Pendengar Khutbah Jumat yang Berbahagia

Menurut Imam Qurthubi dalam Tafsir al-Qurthubi, bahwa kata al-An’am di ayat tersebut, dengan mengutip Ibnu Abbas, bahwa yang bumi ini diciptakan untuk jin dan manusia. Pada sisi lain, al-Dhahak, menyebut lebih umum, bahwa bumi ini diciptakan untuk segala makhluk Tuhan yang melata:

الأَنَامُ النَّاسُ عَنِ ابْنِ عَبَّاس. الْحَسَنُ : الجِنُّ وَالْإِنْسُ. الضَّحَّاكُ : كُلُّ مَا دَبَّ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ ، وَهَذَا عَامٌّ

Al-anam adalah manusia menurut Ibnu Abas, menurut pandangan al-Hasan ialah jin dan manusia. al-Dhahak berpendapat segala sesuatu yang melata di atas bumi (manusia, jin dan binatang) dan pemahaman ini lebih umum.”

Pendapat serupa tampaknya diutarakan oleh pakar tafsir , Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’anul ‘Azhim bahwa alanam, dalam ayat ini berarti bahwa seluruh makhluk bumi yang bermacam-macam, yang terdiri dari rupa, warna, dan bentuk beragam. Untuk merekalah bumi Allah ini diciptakan.

وَهُمْ: الخَلَائِقُ المُخْتَلِفَةُ أَنْوَاعُهُمْ وَأَشْكَالُهُمْ وَأَلْوَانُهُمْ وَأَلْسِنَتُهُمْ، فِي سَائِرِ أَقْطَارِهَا وَأَرْجَائِهَا

Mereka (al-Anam) adalah para mahluk yang bermacam-macam rupa, bentuk, warna dan bahasanya di berbagai wilayah.”

Dalam ayat lain, Allah juga menjelaskan  kekuasaannya dengan menjadikan bumi  untuk dimanfaatkan manusia dalam kehidupannya.  Dalam surat al-Ra’d Ayat 3, Allah membicarakan penciptaan bumi, yang diciptakan dalam keadaan terhampar untuk dijadikan makhluk Tuhan sebagai kediaman.

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا ۖ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

 Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS: Al-Ra’d ayat 3)

Hadirin Pendengar Khutbah Jumat

Dalam ayat ini Allah menciptakan bumi untuk makhluknya, termasuk manusia. Dari hasil bumi itu manusia dapat mengambil manfaat. Dalam Tafsir Kemenag  dijelaskan manusia dapat mengambil manfaat dari hasil buminya, hewan-hewannya, dan benda-benda logam yang terpendam di dalam perutnya, serta dapat berkeliaran di muka bumi untuk mencari rezeki dan segala kemanfaatannya. Kendati kelihatan bumi ini seperti lahan datar, akan tetapi yang sebenarnya berbentuk bola sebagaimana diyakini oleh para ulama ahli falak.

Sementara itu Prof. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Misbah menyatakan bahwa keajaiban alam raya ini  merupakan bukti-bukti kemahakuasaan dan kemahaesaan Allah SWT. bagi orang-orang yang mau berfikir dan merenungkan ciptaan-Nya.

Dalam ayat ini, Allah yang membentangkan bumi dan menjadikannya takluk, hingga manusia dapat berjalan di atasnya ke timur dan ke barat. Allah menciptakan pula gunung yang menancap dan sungai yang mengalirkan air tawar. Dari air itu, Dia menumbuhkan bermacam-macam jenis buah yang beranak pinak. Itu semua, adalah tanda bagi orang yang mampu berpikir jernih.

Oleh karena itu, bagi hamba-Nya yang benar-benar beriman, seyogyanya mampu menjaga bumi ini dengan sekuat tenaga. Menjaga bumi agar asri dan berlimpah ruah nikmat Allah selalu ada hingga bisa tetap diwariskan kepada anak cucu kita. Karena bumi ini adalah karunianya dan tanda bagi orang yang beriman, maka salah satu parameter keimanan adalah kemampuan kita menjaga bumi dan menjauhi perbuatan dan segala aktivitas yang dapat merusaknya.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Demikian khutbah singkat kali ini. Semoga bermanfaat, khususnya bagi khatib pribadi, dan umumnya bagi jamaah sekalian.

بارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ الله العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Teks Khutbah Jumat Kedua

    ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ َأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ رَبَّنَا اغْفِر وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ

 

(Download pdf)

Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.

Download teks khutbah Jumat yang lain di sini.