Khutbah Jumat: Makna Amal Saleh dalam Al-Quran

Khutbah Jumat: Makna Amal Saleh dalam Al-Quran

Khutbah Jumat berikut ini akan membahas tentang amal saleh dalam Al-Quran.

Khutbah Jumat: Makna Amal Saleh dalam Al-Quran

Khutbah Jumat I: Makna Amal Saleh dalam al-Quran

الْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ،ـ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْم: مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

Ma’asyiral Muslimin Hafizhakumullah,

Kata saleh di masyarakat kita selalu dikonotasikan dengan pelaksanaan ibadah-ibadah sunnah. Semakin banyak shalat tahajjudnya, ia semakin saleh. Semakin banyak ngaji qurannya, semakin layak pula disebut saleh. Semakin banyak ilmu agamanya, semakin saleh juga dirinya. Pengertian saleh seperti ini memang tidaklah salah. Saleh itu dalam Al-Quran memiliki makna yang mendalam yang perlu kita renungkan.

Ma’asyiral Muslimin Hafizhakumullah,

Dalam Al-Quran, keimanan yang berbentuk keyakinan harus dimanifestasikan ke dalam praktek nyata, yakni amal saleh.

Apa itu amal saleh? Saleh dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab, salaha-yasluhu-sulhan-maslahatan-solih. Kata salih berarti sesuatu yang cocok, sesuai, pas, atau kalau dalam bahasa populernya, ngetrep. Jadi amal salih itu ialah amalan yang cocok, yang sesuai, yang pas dan ngetrep.

Biasanya dalam Al-Quran kata salih ini berbentuk tanpa alif lam (salih bukan as-salih) yang menunjukkan amal salih secara umum dan tidak merujuk pada tipe perilaku tertentu. Dalam Al-Quran, kata salih juga berbentuk jamak muannats salim definit misalnya as-salihat. Dengan bentuk jamak ini, sesuatu amalan disebut saleh jika dilakukan secara terus menerus dan berulang sehingga menjadi kebiasaan, dan dari situ kesalehan menjadi watak.

Karena arti salih meliputi sesuatu yang ngepas, sesuai, cocok dan ngetrep tadi, tentunya amalan disebut saleh jika mengandung semua makna ini. Amal saleh dengan dengan makna seperti ini sangatlah subjektif dan relatif. Artinya kesalehan itu ditentukan maknanya tergantung kepada semua kondisi subjektif dan objektif seseorang beserta konteks ruang dan waktunya.

Maksudnya begini. Tiap orang memiliki posisi dan fungsi kehidupan yang berbeda-beda dan karena itu, makna kesalehan itu, ditentukan tergantung kepada posisi dan fungsi berbeda tiap orang dalam kehidupan sosialnya. Misalnya, kita dalam kehidupan ini, memiliki posisi dan fungsi sebagai mahasiswa. Nah, amalan kita disebut amal saleh sejauh bagaimana kita bisa mengarahkan perilaku kita untuk memenuhi apa yang dituntut dari posisi, fungsi dan tugas seorang mahasiwa: menuntut ilmu. Inilah amalan utama yang ganjarannya paling besar bagi seorang mahasiswa dibanding amalan-amalan lainnya seperti shalat malam, shalat sunnah dan seterusnya meski amalan-amalan sunnah ini juga memiliki keutamaan dalam agama. Namun kalau dilihat mana amalan yang lebih utama bagi seorang mahasiswa? Ya jelas, menuntut ilmu atau melakukan research atau menulis dan mengembangkan pengetahuan.

Jadi mahasiswa disebut sebagai saleh sejauh mana dia berperan dan berkecimpung dalam aktifitas pembelajaran, penelitian dan permenungan. Kalau seseorang mahasiswa malah melenceng dari tugas, fungsi dan posisinya, itu namanya dia bukan orang saleh. Ketika menjadi mahasiswa, seseorang malah sibuk berzikir dan melakukan amalan-amalan sunnah lainnya dan mengesampingkan amalan membaca buku, menghadiri majelis keilmuan di kampus dan seterusnya, maka ia telah mengamalkan amalan yang utama dengan meninggalkan amalan yang lebih utama: menuntut ilmu. Si mahasiswa tadi bukanlah mahasiswa yang saleh karena dia tidak tahu prioritas dalam hidupnya. Apalagi kasus baru-baru ini, ada seorang mahasiswi yang ingin jihad, ia menyerang instansi kepolisian. Jelas, jihad seperti ini jihad yang salah kaprah dan tidak tahu prioritas.

Ma’asyiral Muslimin Hafizhakumullah,

Seorang dosen akan disebut saleh sejauh ia berperan dan berkecimpung dalam aktifitas yang menunjang profesionalitas kedosenannya: yakni, melaksanakan thridhrama perguruan tinggi seperti mengajar, mendidik, meneliti, menulis jurnal dan mengabdi kepada masyarakat. Inilah amalan dosen yang paling utama daripada amalan-amalan lainnya. Jika perilaku dosen di dunia akademik sesuai, pas, ngetrep dengan tuntutan profesionalismenya sebagai dosen, ia telah mengamalkan amalan saleh, dan jika terus berulang-ulang dilakukan, si dosen layak disebut sebagai orang saleh. Inilah akhlak al-Quran yang intinya berpusat pada usaha memperoleh kemaslahatan dan menghindari kerusakan (jalbul masalih wa dar’ul mafasid).

Dengan pertimbangan seperti ini, saya tegaskan lagi bahwa kesalehan itu tergantung kepada fungsi dan posisi kita di dunia social yang sekaligus juga tergantung kepada konteks ruang dan waktu yang kita alami. Terkait makna saleh yang subjektif dan relatif ini, kita mungkin bisa eksplore lebih jauh.

Amalan ibadah apa yang paling utama di masa pandemic ini? Jelas, ibadah di rumah, menghindari kerumunan orang banyak, selalu membersihkan diri baik jasmani maupun rohani. inilah amalan yang paling utama di era pandemi. Semua ini adalah amalan saleh karena bentuknya yang pas, ngetrep dan sesuai dengan tuntutan di masa pandemic ini, yakni jangan biarkan kita dan orang lain tertular oleh virus. Kalau kita kekeuh untuk beribadah secara berjamaah, menghadiri majelis ilmu yang melibatkan kerumunan banyak orang, bersalaman dan seterusnya yang semuanya itu ialah ibadah yang utama di masa normal, namun kita paksakan di era pandemic ini, ini namanya bukan amalan saleh. Namanya amalan rusak dan merusakkan. Amalan menyebar penyakit.

Ma’asyiral Muslimin Hafizhakumullah,

Simpulnya, kesalehan dalam al-Quran itu tidak melulu ditampilkan dengan shalat sunnah, shalat berjamaah, zikir dan seterusnya. Kesalehan dalam al-Quran sangat luas dan itu terejawantahkan ke dalam kesesuaian perilaku kita dengan tuntutan kondisi, fungsi, posisi serta konteks ruang dan waktu yang ada pada diri kita dan sekeliling kita. Tak hanya itu, semua amalan saleh itu harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Amalan yang dilakukan dengan cara-cara terbaik dalam al-Quran dan hadis disebut sebagai ihsan. Dalam beramal saleh pun, kita dituntut untuk berihsan.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Jumat II: Makna Amal Saleh dalam al-Quran

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْم: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(AN)