Allah mewajibkan kepada kita untuk tidak menyia-nyiakan makanan kita (tabdzir). Makanan yang terbuang menjadi sampah hanya akan membuat bumi kita rusak. Berikut materi khutbah Jumat tentang finish your own food.
Khutbah Jumat I: Finish Your Own Food sebagai Jihad Lingkungan
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنَا إِيَّاهُ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ . أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Hadirin sidang jumat yang dimuliakan Allah
Marilah kita bersama memulai khutbah Jumat kali ini dengan memanjatkan syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan nikmat kepada kita berupa makanan-makanan halal. Allah telah menjadikan bumi yang kita tempati ini sebagai area yang bisa ditanami. Apalagi kita yang tinggal di Indonesia, tanah yang begitu subur ini mampu menumbuhkan untuk kita beragam tumbuhan yang bisa dikonsumsi, baik sebagai makanan pokok, buah-buahan, bahkan untuk pengobatan.
Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw. yang mengajarkan kepada kita hidup secukupnya, tidak kurang dan tidak berlebihan. Tidak lupa, kami juga mengingatkan diri kami sendiri khususnya dan umumnya kepada para jamaah agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. yang telah mewajibkan perkara yang wajib untuk kita jalankan dan mengharamkan perbuatan yang haram untuk kita tinggalkan.
Hadirin sidang jumat yang dimuliakan Allah
Sebagai makhluk yang di dalamnya tercampur antara nafsu dan ketaatan, manusia pada fitrahnya memiliki kebutuhan biologis yang mutlak harus terpenuhi, seperti menikah, makan, minum, dan lainnya. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, Allah memberikan keleluasaan kepada manusia untuk menikmati makanan yang baik dan halal bagi mereka. Dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 168, Allah Swt. berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Yā ayyuhan-nāsu kulụ mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā tattabi’ụ khuṭuwātisy-syaiṭān, innahụ lakum ‘aduwwum mubīn
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Ayat ini menegaskan bahwasanya kita dipersilahkan untuk memakan apapun yang halal dan baik, yang telah dikeluarkan oleh bumi yang kita tempati ini sebagai bagian daripada rizqi Allah kepada kita. Pada ayat tersebut, Allah juga menegaskan kepada kita agar tidak mengikuti ajakan setan karena ia adalah musuh yang nyata bagi kita. Di antara ajakan setan tersebut ialah makan secara berlebihan atau makanan yang tidak baik bagi kita, juga makanan yang telah Allah haramkan untuk kita.
Pada ayat yang lain, Allah Swt. juga menegaskan bahwa hendaknya makanan yang kita konsumsi bisa kita jadikan sebagai bekal kekuatan kita untuk mengerjakan amal saleh. Dalam Al-Quran surat al-Mu’minun ayat 51, Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا ۖ إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Yā ayyuhar-rusulu kulụ minaṭ-ṭayyibāti wa’malụ ṣāliḥā, innī bimā ta’malụna ‘alīm
Artinya: “Hai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Hadirin sidang jumat yang dimuliakan Allah
Sebagai agama yang menekankan keseimbangan dalam segala hal, Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebihan pada segala sesuatu, termasuk dalam hal makanan. Dalam Al-Quran surat al-A’raf ayat 31 Allah berfirman:
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
Yā banī ādama khużụ zīnatakum ‘inda kulli masjidiw wa kulụ wasyrabụ wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Ayat tersebut memberikan penegasan kepada kita, bahwa meskipun di satu sisi Allah Swt. memberikan keleluasan kepada kita untuk memakan makanan yang halal lagi baik untuk kita, namun Allah juga senantiasa mengingatkan kepada kita agar tidak berlebihan karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Hadirin sidang jumat yang dimuliakan Allah
Sayangnya, seringkali kita melakukan hal-hal yang berlebihan khususnya terkait soal makanan. Mengutip data Program Lingkungan PBB (UNEP) tahun 2022, rakyat Indonesia setiap tahunnya menghasilkan sampah sebesar 20,93 juta ton. Merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara.
Perlu khatib tegaskan di sini bahwa angka tersebut bukanlah angka produksi makanan dalam negeri yang dikonsumsi oleh rakyat Indonesia per tahun, namun angka sampah makanan atau makanan yang tidak termakan oleh kita. Sebuah angka yang fantastis, mengingat mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, sebuah agama yang mengajarkan kita untuk tidak menyia-nyiakan makanan.
Mungkin kita berfikir tidak masalah membuang sisa makanan. Toh itu bisa dimakan oleh hewan ataupun bakteri. Toh itu bisa dijadikan sebagai kompos. Nyatanya, tidak semua sampah makanan bisa menjadi kompos. Hanya sayuran dan buah saja yang bisa. Makanan olahan yang sudah dimasak, apalagi menggunakan minyak sayur tidak akan bisa menjadi kompos. Ia akan tergeletak begitu saja sekian lama di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA.
Bahayanya lagi, apabila sampah makanan atau yang biasa disebut sebagai sampah organik ini tercampur di TPA dengan popok bayi, baterai, lampu, baju dan sampah lainnya. Mereka akan menumpuk di TPA yang miskin oksigen, dan sampah organik tersebut bisa membusuk dan akhirnya menghasilkan gas metan (CH4). Gas metan adalah salah satu kontributor penambah panasnya bumi kita.
Hal ini tentu saja membahayakan bagi bumi tempat tinggal kita yang tercinta ini. Padahal Allah telah menjadikan kita, bangsa manusia sebagai khalifah di muka bumi:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā’ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj’alu fīhā may yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a’lamu mā lā ta’lamụn
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Pada Al-Quran ayat ke 30 surat al-Baqarah tersebut, Allah menyatakan kepada malaikat bahwa Ia akan menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang menciptakan kedamaian. Malaikat sebenarnya mempertanyakan kehendak Allah tersebut karena khawatir bangsa manusia hanya akan menciptakan kerusakan di muka bumi ini. Oleh karena itu, seharusnya, menjadi tugas kita bersama untuk menjawab kekhawatiran para malaikat dengan tidak menghancurkan bumi ini secara perlahan.
Hadirin sidang jumat yang dimuliakan Allah
Menghentikan produksi sampah makanan menjadi hal yang sangat perlu kita lakukan mulai sekarang juga. Ini merupakan bagian dari “jihad lingkungan” yang perlu kita galakkan. Kita bisa melakukan program “Finish Your Own Food”, “habiskan makananmu” untuk menciptakan “zero waste”, “tanpa sisa” pada makanan kita.
Dengan program ini, kita senantiasa mengingat bahwa kita tidak boleh menciptakan sampah makanan sedikitpun, karena itu akan membahayakan lingkungan. Maka dari itu, jika kita ingin bisa atau mampu menghabiskan makanan kita, maka kita harus memesan atau membuat makanan yang secukupnya saja bagi kita, tidak berlebih-lebihan.
Finish Your Own Food pada prinsipnya, sesuai dengan perintah Rasulullah Saw. yang mengingatkan manusia bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang menyia-nyiakan harta. Di antaranya ialah dengan membuang makanan:
إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا قِيلَ وَقَالَ ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah membeci kalian karena 3 hal: “katanya-katanya” (berita dusta), menyia-nyiakan harta, dan banyak meminta”. (HR. Bukhari 1477 & Muslim 4578).
Allah SWT juga menegaskan kepada manusia agar tidak menyia-nyiakan segala sesuatu (tabdzir) sebagaimana ayat Al-Quran yang kami kutip di awal khutbah:
وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Wa āti żal-qurbā ḥaqqahụ wal-miskīna wabnas-sabīli wa lā tubażżir tabżīrā Innal-mubażżirīna kānū ikhwānasy-syayāṭīn, wa kānasy-syaiṭānu lirabbihī kafụrā
Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Pada ayat 26 dan 27 Al-Quran surat al-Isra tersebut, Allah menyatakan bahwa menyia-nyiakan harta termasuk makanan merupakan perbuatan yang menyerupai tindakan setan sehingga wajib kita hindari.
Hadirin sidang jumat yang dimuliakan Allah
Akhirnya, mari kita berdoa semoga Allah Swt. senantiasa memberikan kelimpahan rizqi kepada kita untuk kita manfaatkan semaksimal mungkin dan tidak kita sia-siakan.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
(Download Pdf)
Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.
Download teks khutbah Jumat yang lain di sini.