Momen Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk menjaga hubungan baik dengan tetangga. Karena menyambung silaturrahim tidak hanya untuk saudara, melainkan juga dengan tetangga.
Ini merupakan hal baik yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut ini teks khutbah Jumat tentang anjuran menjaga hubungan baik dengan tetangga.
- Khutbah Jumat Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلهِ الْكَرِيْمِ المَنَّانِ, خَالِقِ الْإِنْسِ وَالْجَانِّ, أَنْزَلَ الْقُرْآنِ, وَعَلَّمَ اْلبَيَانِ, فَأَنْطَقَ الِّلسَانِ عَلَى خَيْرَ خَلْقِ اللهِ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلاَم، مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِاللهِ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى السَّلَام. أمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ أيضًا: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Suatu hari pembantu Ibnu Umar memasak daging. Melihat pembantunya memasak daging. Ibnu Umar pun memberi pesan kepada pembantunya tersebut agar menyisihkan sebagian dari masakannya itu untuk tetangganya. Pembantunya tersebut merasa agak aneh dengan permintaan sahabat nabi itu, mengingat tetangganya adalah seorang Yahudi. Bukan hanya sekali dua kali, Ibnu Umar mengingatkan pembantunya itu hingga berkali-kali. Sang pembantu kemudian mengingatkannya, “Wahai sahabat nabi, kamu sudah mengatakan itu berkali-kali.”
Sahabat Ibnu Umar kemudian berkata, “Rasulullah SAW tak pernah berhenti untuk berwasiat kepada kami untuk berbuat baik kepada tetangga, hingga kami mengira bahwa para tetangga akan mendapatkan bagian warisan.”
Kisah ini termaktub dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dari jalur Ibnu Umar.
سمعَتُ النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ يُوصِي بِالجَارِ حتى خَشِينا أوْ رُؤينا أنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Artinya, “Aku mendengar Nabi SAW berwasiat (untuk berbuat baik kepada tetangga) sampai kita mengira bahwa tetangga akan mendapatkan warisan.”
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim dalam Sahih Muslim dijelaskan bahwa Jibril berwasiat kepada Nabi Muhammad SAW untuk selalu berbuat baik kepada tetangga. Sampai nabi mengira bahwa tetangga akan mendapatkan warisan.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Perintah berbuat baik kepada tetangga dan selalu menjaga hubungan kepada tetangga ini tidak hanya tercantum dalam hadis dan cerita tadi saja. Beberapa ayat Al-Quran dan hadis-hadis juga menekankan hal yang sama.
Salah satunya, firman Allah SWT dalam surat an-Nisa ayat 36:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ} [النساء: 36]
Yang artinya, “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki.”
Dalam hadis lain, Rasulullah juga memperingatkan bahwa menjaga hubungan baik dengan tetangga adalah bagian dari kesempurnaan iman.
مَن كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ واليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ
Artinya, “Orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tetangganya.”
Beberapa ayat Al-Quran dan hadis yang khatib sebutkan tadi menunjukkan bahwa Islam selalu menjunjung tinggi asas kemanusiaan termasuk dalam hal berbuat baik kepada tetangga.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Siapa saja yang bisa masuk dalam kategori tetangga?
Dalam bahasa Arab, tetangga disebut dengan jār, yan berarti juga jiwār, yaitu orang-orang yang tinggal dekat dengan rumah kita (huwa al-qarib minad dar). Sehingga, siapapun yang tinggal dekat dengan kita, apapun agamanya, apapun sukunya, apapun bahasanya, apapaun warna kulitnya, mereka adalah tetangga yang harus selalu kita jaga hubungan baiknya.
Lalu bagaimana menjaga hubungan baik dengan tetangga? Ibnu Umar dalam kisah yang khatib sampaikan di awal telah memberikan contoh. Yaitu dengan berbagi makanan dengan tetangga. Apalagi jika makanan yang kita miliki selalu berlebih. Jangan sampai tetangga kita kelaparan, sedangkan kita bisa tidur nyenyak dengan perut kenyang.
Rasulullah SAW bahkan mengancam orang yang tidur dengan keadaan kenyang, sedangkan tetangganya tidak bisa tidur karena sedang kelaparan. Rasulullah SAW bersabda:
وَاللهِ لَا يُؤمِنُ، وَاللهِ لَا يُؤمِنُ، وَاللهِ لَا يُؤمِنُ» قِيْلَ: مَنْ هُوَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «مَنْ بَاتَ شَبْعَان وَجَارُهُ جَاِئعٌ، وَهُوَ يَعْلَمُ.
Artinya, “Wallahi, tidak akan sempurna iman seseorang (3x).” Para sahabat kemudian bertanya, “Siapa mereka, wahai Rasul?” Rasul menjawab, “Mereka yang tidur dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangganya sedang kelaparan, padahal dia tahu.”
Naudzubillah min dzalik.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Menjaga hubungan baik dengan tetangga tidak hanya dengan memberi makanan. Kita juga bisa berbuat baik dengan tetangga dengan cara selalu berbuat baik dengan mereka, setiap saat, menjaga hak-hak mereka, tidak menyakiti hati mereka, menghibur mereka jika mereka kesusahan dan beberapa hal baik yang lain.
Kita dianjurkan untuk berbuat baik kepada tetangga sebagaimana kita berbuat baik kepada saudara kita. Mengapa demikian? Karena merekalah yang selalu berada di dekat kita. Sebagai manusia, kita meyakini bahwa kita tidak dapat hidup sendiri. Semandiri-mandirinya kita, suatau saat kita akan membutuhkan bantuan orang lain. Nah, di saat kita butuh bantuan tersebut, tetangga lah yang paling dekat dengan kita.
Kita tidak boleh meremehkan keberadaan tetangga. Dalam contoh kecil misalnya, saat kita sedang mengerjakan sesuatu di rumah, lalu ada alat yang tidak kita miliki, kalau beli terlalu mahal, sedangkan tetangga kita memilikinya. Maka apa lagi kalau tidak pinjam kepadanya. Sebaliknya, suatu saat tetangga kita juga akan membutuhkan uluran tangan kita, baik tenaga, alat-alat, maupun finansial.
Oleh karena itu, Islam selalu menekankan untuk menjaga hubungan baik kepada tetangga. Rasul, para sahabat, dan para ulama juga menganjurkan hal yang sama. Maka, kalau kita mendaku sebagai muslim yang beriman, alangkah baiknya jika kita membuktikannya, salah satunya selalu memupuk interaksi yang baik dengan tetangga.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Semoga khutbah singkat ini bermanfaat bagi jamaah sekalian, khususnya kepada khatib pribadi. Dan semoga, momen Idul Fitri ini menjadi perekat hubungan kita dengan sesama.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
- Khutbah Jumat Kedua
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ، اَلَّذِيْ جَعَلَ فِي اْلإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الْهُدَي وَالنُّوْرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.