Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ
“Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa rela” (QS.Thaha:130)
Kalimat “agar kamu merasa rela” dalam ayat ini adalah hasil dari bacaan tasbih dan tahmid kepada Allah. Dan juga merupakan hasil dari kesabaran atas ucapan dan olok-olokan para pembenci.
Mengapa bisa demikian?
Karena pujian, tasbih serta doa-doa dimalam dan siang hari itu mengantarkan manusia kepada suatu kondisi dimana ia tidak berpikir apapun selain Allah. Hasilnya ia tidak akan gentar menghadapi berbagai rintangan hidup. Ia pun tak pernah takut menghadapi musuh, karena ia telah berpegang dengan sandaran yang begitu kuat yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itulah hatinya akan selalu dipenuhi dengan ketenangan dan ketentraman.
Adapun kalimat (لعلّ) “agar” dalam ayat ini terkadang menunjukkan arti bahwa kalimat sebelumnya menjadi syarat untuk mendapatkan hasil tersebut. Yakni untuk memiliki hati yang rela harus didahului dengan memperbanyak tasbih, tahmid serta ibadah kepada Allah.
Bisa juga dibaca di sini