Radikalisme atas nama agama menjadi momok yang menakutkan belakangan. Keresahan ini juga dirasakan oleh pengasuh PP Raudlatut Thalibin, Rembang, KH Yahya Cholil Staquf ketika berbicara pada sesi Islam Nusantara dalam International Summit of The Moderate Moslem (ISOMIL) di Jakarta Convention Centre (JCC), Senin (9/5)
“Kita harus jelaskan kepada dunia, islam itu agama yang damai. Dan harus juga dijelaskan bahwa radikalisme itu musuh umat manusia,” ujarnya.
Menurut Kaatib Amm PBNU itu, persoalan yang terjadi selama ini adalah para ekstrimis ini memandang kita bukan islam.
“Itu masalahnya dan tentu tidak mudah menyelesaikannya,” tambahnya.
Hal senada juga diutarakan oleh, Brigjen Hamidin dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Bahkan secara tegas ia menolak bahwa teroris itu adalah bagian dari islam.
“Apakah terorisme itu islam? Tidak. Teroris itu sebenarnya adalah kelompok pemberontak yang minta legitimitasi simbol agama islam,” tuturnya.
Pertemuan ulama moderat dunia ini (ISOMIL) sendiri diikuti oleh 9-11 Mei 2016 ini, diikuti oleh sekitar 400 peserta, dari berbagai negara, terutama Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, perwakilan negara-negara Asia, dan kiai-kiai Indonesia. [DP]