Keutamaan dan Tata Cara Sholat Dhuha

Keutamaan dan Tata Cara Sholat Dhuha

Keutamaan dan Tata Cara Sholat Dhuha

Sholat dhuha adalah sholat yang dikerjakan di seperempat siang, yakni mulai dari setelah terbitnya matahari sampai sebelum matahari tepat di atas kepala. Paling sedikit dikerjakan dengan dua rakaat dan paling afdhal 8 rakaat sedangkan paling banyak adalah 12 Rakaat.

Hukum mengerjakan sholat dhuha adalah sunnah. Sebagaimana pendapat al-Habib Abdullah al-Hadad dalam karyanya yang berjudul Nashaih ad-Diniyah. Beliau mengatakan bahwa hukumnya sunnah mengerjakan shalat dhuha dengan istiqamah. Dan sangat dianjurkan sekali untuk menjaga sholat dhuha setiap hari.

Salah satu keutamaannya adalah dosanya diampuni walaupun dosa itu bagaikan buih di lautan.

Abu Dzar al-Ghifari dan Abu Hurairah ketika bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang amalan yang paling utama selain Sedekah, maka Rasulullah Saw. pun menganjurkan keduanya untuk melakukan sholat dhuha. Sholat dhuha ini sebagai ganti sedekah yang tidak bisa mereka tunaikan karena keadaan mereka sebagai ahlusuffah yang serba kekurangan.

Berikut tata cara pelaksanaan sholat dhuha:

Pada rakaat pertama setelah membaca surat al-fatihah, dianjurkan untuk membaca surat As-Syams atau al-Kafirun. Sedangkan pada rakaat kedua dianjurkan untuk membaca surat ad-dhuha atau surat al-Ikhlas. Jika rakaatnya lebih dari dua, baik empat, delapan ataupun dua belas. Maka pada rakaat-rakaat tersebut membaca surat yang sama dengan dua rakaat yang pertama.

Setelah selesai shalat, disunnahkan untuk membaca doa berikut:

أَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ.

Artinya:

Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizki saya berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di bawah tanah, maka keluarkankanlah. Jika rizki saya sulit, maka permudahlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Disarikan dari Kitab Ianatut Thalibin Syarh Fathul Muin karya Asy-Syekh Al-Imam Abi Bakr Ibnu As-Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathiy