Ketika Para Malaikat Terkesima Mendengar Usaid bin Hudhair Membaca Al-Qur’an

Ketika Para Malaikat Terkesima Mendengar Usaid bin Hudhair Membaca Al-Qur’an

Salah satu kesunnahan dalam membaca Al-Qur’an adalah dengan suara yang indah. Sahabat Nabi ini pernah membuat para Malaikat terkesima mendengar betapa merdu suaranya.

Ketika Para Malaikat Terkesima Mendengar Usaid bin Hudhair Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an

Ada banyak yang bisa dilakukan dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, salah satunya adalah  dengan membaca sesering mungkin. Ia (membaca Al-Qur’an), sebagaimana sabda Nabi, merupakan ibadah yang paling baik (HR. Al-Baihaqi).

Allah memberikan pahala yang luar biasa banyakanya bagi mereka yang membaca Al-Qur’an. Sangking begitu banyaknya, pahala membacanya tidak dihitung per-juz atau per-surat, tapi per-huruf. Setiap satu huruf yang dibaca, seseorang akan mendapat pahala satu kebaikan. Bahkan, satu kebaikan itu akan bernilai sepuluh. (HR. Tirmidzi)

Salah satu kesunnahan dalam membaca Al-Qur’an adalah dengan membacanya dengan suara yang indah. Mengapa? Hal itu akan menjadikan Al-Qur’an semakin indah. Dalam al-Itqan, Imam al-Suyuti mengatakan bahwa banyak hadis yang menjelaskan bahwa jika seseorang tidak memiliki suara yang bagus, maka hendaknya ia membaguskannya dengan semampunya.

Apa yang dialami oleh seorang sahabat Nabi berikut ini akan membuat kita semakin terkesima dengan keagungan dan keistimewaan orang yang membaca Al-Qur’an, apalagi dengan suara yang indah.

Ceritanya, adalah Usaid bin Hudhair, salah satu sahabat Nabi yang diberi anugerah suara merdu . Pada suatu malam, anaknya tidur di sampingnya, sedangkan ia sedang membaca surat al-Baqarah. Saat itu, ia memiliki seekor kuda yang sedang diikat.

Ketika ia membaca Al-Qur’an, kuda peliharaannya itu konon berteriak-teriak dan meronta-ronta. Mendengar suara kuda yang begitu berisik itu, ia lalu menghentikan bacaannya. Dan, Kuda pun berhenti berisik. Hal ini ia lakukan karena khawatir mengganggu anaknya yang sedang tidur pulas situ.

Usaid lantas meneruskan membaca lagi, namun si Kuda menjadi berisik lagi. Begitu seterusnya sampai tiga kali.

Usaid kemudian mengangkat kepalanya, dan melihat ke langit. Saat itu, ia melihat suatu yang aneh, yakni seperti bayangan yang terang benderang, namun tak lama menghilang.

Keesokan harinya, ia sowan kepada Nabi Muhammad Saw, menceritakan apa ia yang alami.

“Apakah engkau tahu apa yang engkau lihat malam itu?” tanya Nabi Saw.

“Tidak, wahai Nabi,” jawab Usaid.

Nabi pun menjelaskan bahwa yang ia lihat tadi adalah para malaikat yang sedang mendengarkan lantunan Al-Qur’an yang dibaca oleh Usaid. Nabi lalu mengatakan, “Jika engkau tidak menghentikan bacaanmu, maka akan banyak orang yang dapat melihatnya”. 

Kisah di atas adalah salah satu kisah yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan juga ditulis ulang oleh Syaikh Yusuf bin Isma’il al-Nabhani dalam kitab Hujjatullah ‘alal ‘Alamin.

Dari kisah di atas kita memahami betapa agung dan mulianya orang yang membaca Al-Qur’an. Oleh karenanya, tak ada alasan bagi seorang muslim untuk tidak membaca Al-Qur’an. Jika tak mampu membaca banyak, sedikit tak masalah. Jika konsisten, bukankah lama-lama menjadi banyak? Jadi, sudah berapa banyak ayat Al-Qur’an yang kita baca hari ini?