“Orang-orang kalah”, benarkah mereka merasa kalah? Sebagian dari mereka mungkin merasakan demikian, tetapi sebagian lagi adalah orang-orang teguh. Bahkan merekalah golongan yang begitu pandai membuat peluang. Tidak seperti orang-orang menang. Atau mungkin sebenarnya orang-orang yang kalahlah yang menang. Karena mereka tetap bisa bertahan meski dalam kondisi sulit.
Tampaknya dari mereka kita bisa belajar dalam hal ketegaran dalam bertahan.
- Menerima kekalahan tersebut. Dalam menerima kekalahan tersebut mereka sesungguh tidak pasrah begitu saja, tetapi melakukan sesuatu untuk survive (bertahan hidup). Mereka menyadari posisi mereka sebagai wong cilik. Tetapi, justru dengan demikian ternyata mereka menerimanya dengan lapang dada. Di India yang orang-orangnya percaya rainkarnasi, bagi kalangan golongan Sudra, bahwa nasib mereka yang buruk adalah akibat dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalu. Dan itu merupakan hukuman yang akan diperoleh lagi ganjarannya pada kehidupan berikutnya.
- Tetapi, apakah dari poin pertama tadi kemudian kita pasrah begitu saja. Dalam menerima kekalahan tersebut mereka melihat “peluang” dan ruang untuk hidup. Seperti pernah dikatakan seorang gelandangan bahwa kondisinya sekarang adalah hukuman dan sebagai keputusan Tuhan yang harus dijalani. Bukan berarti pasrah tidak berbuat apapun sebaliknya ia bangkit dan menjadi manusia baru dengan pemaknaan baru pada dunia.
- Pemaknaan barunya adalah melihat segala kejadian yang terjadi atas dirinya sebagai suatu tantangan baru untuk diatasi, bukan dicaci. Justru dengan cara seperti ini menjadikannya tahan banting dan tidak mudah goyah.
- Kekalahan adalah sebuah peluang untuk terus mau belajar mencari kekurangan pada diri sehingga kita selalu introspeksi diri untuk memperbaikinya situasi yang “kalah”.
- Tidak gengsi adalah sikap yang harus ada pada diri “orang-orang kalah”. Sikap inilah yang menjadi kunci keberhasilan “orang-orang kalah”. Justru ketika tidak gengsi melakukan pekerjaan yang dianggap memalukan, mereka terlihat menghasilkan dan menguntungkan kemudian diikuti oleh orang banyak.