Seperti biasanya, Nasruddin Hoja memberikan pengajaran di mimbar. “Kebenaran,” ujarnya “adalah sesuatu yang berharga. Bukan hanya secara spiritual, tetapi juga memiliki harga secara materialistis”.
Seorang murid bertanya,”Tapi mengapa kita harus membayar untuk sebuah kebenaran? Kadang-kadang mahal pula?”
“Kalau engkau perhatikan,” sahut Nasruddin, “Harga sesuatu itu dipengaruhi juga oleh kelangkaannya. Makin langka sesuatu itu, makin mahal pula ia.”
Kisah Nasruddin Hoja di atas merupakan sindiran bagi kita semua. Betapa sekarang ini kita sulit menemui sebuah kebenaran yang murni. Realita yang sekarang terjadi adalah kebenaran hanya sebagai klaim dari kelompok yang dibela. Sementara kelompok lawan adalah salah, begitupun sebaliknya.
Bahkan dalam cerita di atas, kebenaran pun memiliki harga, itu berarti kemungkinan ada kelompok-kelompok yang rela mengeluarkan uang untuk mendapat klaim sebuah kebenaran, sehingga kebenaran kehilangan nilai substansinya.
Maka dari itu marilah kita perjuangkan nilai substansi spiritual dari kebenaran itu. Tak ada tawaran untuk sebuah kebenaran. Jika salah akui saja salah, kalau benar maka perjuangkan.
Wallahu A’lam