
Islami.co (Jakarta) – Dalam talkshow peringatan ulang tahun ke-20 Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) di Masjid Istiqlal pada Sabtu, 15 Februari 2025, Habib Husein Jafar al-Haddar menyoroti pentingnya kecemasan dalam kehidupan manusia. Diskusi yang berlangsung bersama Dr. Fahruddin Faiz itu mengupas bagaimana kecemasan bukanlah sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya, melainkan bisa menjadi pendorong pertumbuhan.
“Kalau saya sih lihatnya, cemas itu penting. Kecemasan itu buruk, sama kayak kenyang. Kenyang itu manusiawi dan perlu, tapi kekenyangan itu pasti buruk bagi kita,” ujar Habib Husein. Ia menekankan bahwa tanpa kecemasan, manusia tidak akan berkembang dan hanya akan stagnan dalam kehidupannya.
Dalam penjelasannya, Habib Husein mengutip pemikiran filsuf Jerman, Martin Heidegger, mengenai konsep ‘dasein’—eksistensi manusia yang sadar akan keberadaannya. “Dasmen itu artinya sekedar manusia. Tapi kalau dasein, itu manusia yang sekadar. Artinya sesuai dengan kadar yang dikehendaki oleh Tuhan, dan dianugerahkan oleh Tuhan kepada dia. Kalau kalian ingin jadi sekadar manusia, itu gak perlu kecemasan. Tapi kalau kalian ingin menjadi manusia yang umum, dasein, bukan manusia yang seperti umumnya, tapi manusia pilihan, maka milikilah kecemasan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kecemasan yang produktif adalah yang digandengkan dengan tujuan. Menurutnya, baik dalam perspektif Heidegger maupun Islam, tujuan tertinggi manusia adalah kematian. “Kita itu terlalu sering ngomongin masa depan: punya rumah, jadi doktor, jadi wakil presiden, punya mobil. Tapi kita lupa bahwa masa depan kita yang paling pasti adalah menjadi mayat,” ungkapnya.
Dengan memahami kematian sebagai tujuan akhir, kecemasan justru bisa menjadi kekuatan yang konstruktif.
“Kecemasan akan kematian yang positif akan membuat diri kita bertumbuh,” tambahnya.