Rasulullah juga seperti manusia lainnya, kadang juga marah, sedih, dan gembira. Kalau sudah hati sudah murka, banyak hal negatif biasanya menyusul. Hati yang murka membuat kalap, akal sehat tidak bekerja sehingga sikap yang diambil sering tidak terkendali.
Rasulullah SAW sejak awal menyadari bahayanya kondisi seseorang di bawah pengaruh kemarahan. Karenanya Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana cara mengatasi amarah yang sedang bergejolak di dalam batin seseorang.
Rasulullah SAW mengajarkan antara lain doa sebagai berikut.
Allâhummaghfirlî dzanbî, wa adzhib ghaizha qalbî, wa ajirnî minas syaithâni.
Artinya, “Tuhanku, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.”
Orang yang sedang dilanda amarah sekurang-kurangnya membaca ta’awudz. Tetapi alangkah baiknya yang bersangkutan berwudhu lalu melakukan shalat dua raka’at. Setelah itu ia berdoa kepada Allah dan memohon petunjuk kepada-Nya. Riwayat doa ini disebutkan Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar.