Ketika Al-Qur’an di Rumahmu Berdebu

Ketika Al-Qur’an di Rumahmu Berdebu

Ini sering kita alami, ketika Al-Qur’anmu tidak dibaca di rumah kita dan berdebu

Ketika Al-Qur’an di Rumahmu Berdebu
Ilustrasi perempuan mengaji mushaf Al-Quran (Freepik)

 Jika kita memiliki rak buku maka pasti akan terlihat beberapa buku yang mulai berdebu. Dari rentetan buku yang berjajar itu biasanya buku yang berdebu adalah yang jarang disentuh apalagi dibaca. Coba perhatikan rak buku kita sekarang, kira-kira buku apakah yang berdebu? Semoga saja buku yang tak begitu penting saja yang berdebu. Sungguh merugi jika ternyata buku yang berdebu itu adalah Al-Qur’an. Buku panduan hidup yang terpenting yang kini seakan tidak penting lagi.

Mungkin selama ini kita hanya menganggap Al-Qur’an sebagai kitab yang harus dimiliki setiap rumah. Kitab kebanggaan umat islam. Wajib dibaca bagi seorang yang mengaku muslim. Namun adakah kita pernah merenungi isi Kitab suci tersebut? Ataukah selama ini Al-Qur’an hanyalah kita anggap sebagai sebuah Kitab yang berpahala saat dibaca? Atau hanya sebagai bukti identitas ke-musliman kita?

أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيراً -٨٢-

“Maka tidakkah mereka merenungi al-Quran? Sekiranya (al- Quran) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.”
(An Nisa’ 82)

Coba renungkan Firman Allah tersebut. Dia tidaklah menginginkan hamba-Nya untuk sekedar membaca Al-Qur’an -walaupun itu berpahala- namun Allah ingin hambanya benar-benar merenungi Kitab suci ini. Karena Al-Qur’an bukan hanya dongeng belaka namun didalamnya terdapat samudera ilmu dan jalan keluar bagi segala masalah yang menimpa manusia.

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا -٢٤-

“Maka tidakkah mereka menghayati al-Quran, ataukah hati mereka sudah terkunci?”
(Muhammad 24)

Apakah hati kita telah terkunci sehingga kita telah mengabaikan Al-Qur’an?

لقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ-١١١

Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal.”
(Yusuf 111)

Dan apakah kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang berakal?

إن هذا القرآن مأدبة الله، فتعملوا  من مأدبته ما استطعتم

“Sesungguhnya Al-Qur’an adalah hidangan Allah. Maka belajarlah dari hidangan itu semampu kalian” (Rasulullah saw)

Al-Qur’an yang ada ditangan kita ini mirip dengan harta karun. Harta itu terpendam didalam tanah. Siapapun yang ingin mendapatkannya harus susah payah menggali tanah tersebut. Sama halnya dengan Al-Qur’an. Kita tidak akan mendapat kandungan Al-Qur’an yang begitu dalam dengan hanya sekedar membacanya saja. Untuk memperoleh kedalaman ilmu Al-Qur’an kita harus banyak merenung dan mempelajarinya dengan teliti hingga muncul hikmah-hikmah yang begitu agung dari ayat-ayatnya.

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ -٢٩-

“Kitab (al-Quran) yang Kami Turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.”

(Shad 29)

Marilah kita bersama-sama menyelami samudera ilmu yang ada di dalam Al-Qur’an yang kita cintai.

*Bisa juga dibaca di sini