Ketika Abu Qilabah Membantu Orang yang Telah Meninggal Dunia

Ketika Abu Qilabah Membantu Orang yang Telah Meninggal Dunia

Ketika Abu Qilabah Membantu Orang yang Telah Meninggal Dunia

Suatu hari, Abu Qilabah dalam tidurnya bermimpi melihat sebuah pemakaman. Dalam mimpi tersebut, kuburan-kuburan di sana terbuka semuanya. Anehnya, masing-masing penghuni kubur itu keluar dan duduk di tepi kuburan.

Abu Qilabah melihat semua orang (mayit) membawa semacam piring yang terbuat dari cahaya. Namun, ia merasa ada yang janggal di sana. Ia melihat ada satu orang (si fulan) yang tak membawa cahaya sama sekali. Ia lantas bertanya tentang apa sebab kondisinya tak sama dengan teman-temannya sesama mayit.

“Mereka memiliki anak dan saudara yang shalih-shalih. Anak-anak dan saudara-saudara mereka mendoakan dan mengeluarkan sedekah yang pahalanya dihadiahkan kepada mereka. Sedangkan aku tidak. Sedangkan anakku adalah anak yang tidak shalih. Ia tidak pernah mendoakan aku dan bersedekah untukku. Sungguh, aku malu kepada mereka,” kata si fulan.

Setelah bangun dari tidur, Abu Qilabah mendatangi anak si fulan dan mengabarkan apa yang ia alami dan lihat dalam mimpinya itu. Mendengar penuturan Abu Qilabah, si anak lalu berjanji untuk bertaubat dan menjadi anak yang shalih. Ia juga akan mendoakan ayahnya yang telah meninggal dunia itu dan mengeluarkan sedekah untuknya.

Beberapa hari kemudian, Abu Qilabah bermimpi lagi. Mimpinya masih serupa dengan yang pertama. Bedanya, kondisi si fulan telah berubah seratus delapan puluh derajat. Si Fulan, dalam pandangan Abu Qilabah, terlihat sedang membawa cahaya yang begitu terang. Bahkan, kilaunya melibihi cahaya matahari. Cahaya milik teman-temannya puh kalah terang.

Si Fulan pun akhirnya mengucapkan rasa terimakasih kepada Abu Qilabah. Ia mengatakan  bahwa Abu Qilabah juga telah menolong dan menyelamatkan anaknya dari api neraka. Juga, ia berterimakasih karena Abu Qilabah telah menyelamatkannya dari rasa malunya kepada teman-teman sesama mayit.

Kisah di atas terbentang dalam kitab An-Nawadir karya Ahmad Shihabuddin bin Salamah al-Qalyubiy. Dari kisah di atas kita bisa belajar dan mengetahui banyak hal, di antaranya adalah sebagai berikut:

#1Pentingnya Mendoakan Mayit

Mendoakan seseorang yang sudah meninggal dunia itu adalah tanda bahwa kita sedang berbuat baik kepada mereka. Apalagi mereka adalah orangtua kita. Meski mereka di sana tidak lagi bisa beribadah seperti ketika masih hidup di dunia, namun dengan doa yang  dipanjatkan oleh orang yang masih hidup, mereka tetap bisa mendapat kenikmatan pahala. Atau dengan  kata lain, pahala atas doa yang kita bacakan itu akan sampai kepada mereka yang telah wafat.

#2 Anjuran Bersedekah untuk Mayit

Tidak hanya doa, sedekah yang dikeluarkan dan pahalanya dikhususkan/dikirimkan untuk mayit juga akan sampai. Sedekah yang dilakukan oleh mereka yang masih hidup sangat bermanfaat bagi mereka yang sudah meninggal dunia. Oleh karenanya segala aktifitas kirim doa dan sedekah untuk si mayit yang selama ini sudah menjadi tradisi di (sebagian) masyarakat hendaknya dilestarikan.

#3 Mendidik Anak Menjadi Shalih

Salah satu kebahagiaan orangtua adalah memiliki anak yang shalih. Kebahagiaan itu tidak saja dapat dirasakan manfaatnya ketika orangtua masih hidup, namun juga ketika sudah meninggal dunia.

Ketika orangtua masih hidup, mereka (anak yang shalih) akan selalu taat dan patuh terhadap perintah orangtuanya. Sedangkan ketika orangtua sudah meninggal dunia, mereka akan selalu mendoakan, bersedekah, dan melakukan apapun yang bermanfaat bagi orangtua (misalnya, menyambung hubungan baik dengan teman-teman orangtuanya).

#4 Orang yang Sudah Meninggal Bisa Merasakan Malu

Mereka yang sudah berada di alam kubur, bisa merasakan rasa malu karena ulah keturunannya di dunia. Oleh karenanya, adalah tugas kita yang masih hidup untuk terus berbuat baik dan mendoakan mereka. Mereka pasti akan bangga dengan apa yang kita kerjakan.

Terakhir, bukankah itu semua selaras dengan sabda Nabi Muhammad SAW? Ya, intinya adalah salah satu dari tiga perkara yang terus mengalir sampai ke alam barzah adalah keturunan yang shalih dan shalihah. Semoga semua kita termasuk dalam golongan tersebut. Aamiin…

BACA JUGA: Bisakah Orang yang Telah Meninggal Dunia Melihat Mereka Yang Masih Hidup?  Atau Artikel-artikel Menarik Lainnya di Sini