Kenapa Bulan Sya’ban Dimuliakan? Ini Beberapa Keutamaannya

Kenapa Bulan Sya’ban Dimuliakan? Ini Beberapa Keutamaannya

Kenapa Bulan Sya’ban Dimuliakan? Ini Beberapa Keutamaannya

Bulan Sya’ban adalah bulan ke delapan dari nama-nama bulan kalender Hijriyah, setelah bulan Rajab dan sebelum Ramadhan. Bulan Sya’ban adalah bulan yang diistimewakan Nabi SAW dan pula diagungkan, sehingga selayaknya bagi seluruh kaum muslim untuk turut pula mengagungkan bulan ini. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw bersabda, “Sya’ban adalah bulan dimana amal seseorang dilaporkan kepada Allah Swt dan saya senang bila amalku dilaporkan dalam keadaan saya berpuasa”.

Dalam kitab Ma dza Fi Sya’ban, Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki menjelaskan banyak riwayat yang menjelaskan tentang keagungan dan keutamaan bulan Sya’ban ini, termasuk di antaranya mengapa bulan ini dinamakan bulan Sya’ban.

Sayyid Muhammad mengutarakan beberapa pandangan ulama’ mengenai asal usul kata “Sya’ban” sekaligus makna yang terkandung di dalamnya sebagaimana kami kutip di bawah ini.

وسمي شعبان لأنه يتشعب منه خير كثير، وقيل معناه شاع بان، وقيل مشتق من الشِعب (بكسر الشين) وهو طريق في الجبل فهو طريق الخير، وقيل من الشَعب (بفتحها) وهو الجبر فيجبر الله فيه كسر القلوب، وقيل غير ذلك

Artinya:

“Bulan ini dinamai dengan sebutan Sya‘ban karena banyak cabang-cabang kebaikan pada bulan mulai ini. Sebagian ulama mengatakan, Sya‘ban berasal dari Syâ‘a bân yang bermakna terpancarnya keutamaan. Menurut ulama lainnya, Sya‘ban berasal dari kata As-syi‘bu (dengan kasrah pada huruf syin), sebuah jalan di gunung, yang tidak lain adalah jalan kebaikan. Sementara sebagian ulama lagi mengatakan, Sya‘ban berasal dari kata As-sya‘bu (dengan fathah pada huruf syin), secara harfiah bermakna ‘menambal’ di mana Allah menambal  dan menutupi kegundahan hati (hamba-Nya) di bulan Sya’ban. Ada pula ulama yang memahami bulan ini dengan makna selain yang disebutkan sebelumnya”.

Melalui penjelasan di atas, tampak sangat jelas kandungan keistimewaan dan keutamaan bulan Sya’ban ini. Sehingga tidak heran ketika memasuki bulan ini, kaum muslim menyambutnya dengan penuh antusias dan kegembiraan. Berbagai aneka ragam ibadah di lakukan dengan penuh semarak, mulai dari puasa, meramaikan masjid dengan shalat wajib lima waktu dan shalat-shalat sunah secara berjamaah, berangkat umrah serta ziarah ke makam baginda Nabi SAW.

Terdapat kaidah umum yang sudah populer di kalangan ulama’ bahwa nilai dasar keistimewaan suatu zaman (bulan) ditentukan oleh tingkat keistimewaan peristiwa yang terjadi pada zaman tersebut. Semakin tinggi nilai keistimewaan peristiwa yang terjadi, maka semakin tinggi pula keistimewaan zaman yang melingkupinya.

Begitu pula pada bulan Sya’ban, dikarenakan banyak amalan kebaikan dan keistimewaan yang diberikan Allah Swt di dalamnya, mulai dilaporkannya amalan seseorang ke hadirat Allah Swt, dianjurkannya memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Saw dan sebagainya, sehingga menentukan tingkat keistimewaan bulan ini.

Ada pernyataan sangat baik sekali yang dikatakan Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki dalam kitabnya Ma Dza Fi Sya’ban berkaitan dengan mengagungkan bulan Sya’ban ini, juga bulan-bulan lainnya.

اننا لا نعظم الزمان لأنه زمان ولا المكان لأنه مكان لأن هذا عندنا من الشرك. ولكن ننطر لما هو أعلى من ذلك وأعظم……..وانما ننظر اليها من حيث مقامها ووجاهتها وجاهها ورتبتها وشرفها

Artinya;

“kami tidak mengagungkan zaman (bulan) karena semata zaman tersebut, dan tidak pula mengagungkan tempat karena hanya semata tempat itu. Bagi kami hal itu bagian dari perbuatan syirik. Tetapi kami melihat yang lebih besar dan agung dari itu semua….kami melihat (mengagungkan) dari sisi kedudukan, dan kemulian zaman (bulan) dan tempat tersebut”.

Karenanya ketika kaum muslim mengagungkan bulan Sya’ban bukan karena bulan Sya’bannya tetapi karena peristiwa agung yang terjadi di dalamnya.

Tulisan ini pernah dimuat di Bincangsyariah.com