Bulan Sya’ban termasuk bulan yang dimuliakan di dalam Islam dan memiliki banyak keutamaan. Keutamaan suatu bulan di dalam Islam dilihat dari keistimewaan yang terjadi di dalam bulan tersebut, ada banyak peristiwa penting di dalamnya, atau bisa juga karena di dalamnya terdapat berbagai macam kesunnahan. Seperti halnya bulan Sya’ban, pada bulan ini terdapat beberapa keutamaan dan keistimewaan, misalnya, amalan baik dilaporkan kepada Allah SWT pada bulan Sya’ban, dianjurkan memperbanyak shalawat di bulan Sya’ban, dan lain-lain.
Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki dalam kitabnya Ma Dza fi Sya’ban menjelaskan:
اننا لا نعظم الزمان لأنه زمان ولا المكان لأنه مكان لأن هذا عندنا من الشرك. ولكن ننطر لما هو أعلى من ذلك وأعظم……..وانما ننظر اليها من حيث مقامها ووجاهتها وجاهها ورتبتها وشرفها
Artinya;
“kami tidak mengagungkan zaman (bulan) karena semata zaman tersebut, dan tidak pula mengagungkan tempat karena hanya semata tempat itu. Bagi kami hal itu bagian dari perbuatan syirik. Tetapi kami melihat yang lebih besar dan agung dari itu semua….kami melihat (mengagungkan) dari sisi kedudukan, dan kemulian zaman (bulan) dan tempat tersebut”.
Penghormatan terhadap suatu masa dan bulan bukan berati tanpa alasan dan dalil, tapi lebih melihat kepada banyaknya keutamaan dan anjuran di dalamnya. Semakin banyak keutamaan dan kesunnahan di dalamnya, maka semakin mulia bulan, hari, atau waktu tersebut.
Rasulullah pada masa hidupnya, beliau senang puasa di bulan Sya’ban, karena di bulan Sya’ban, amal manusia dilaporkan kepada Allah SWT. Rasulullah berkata, “Sya’ban adalah bulan dimana amal seseorang dilaporkan kepada Allah Swt dan saya senang bila amalku dilaporkan dalam keadaan saya berpuasa”.
Sayyid Muhammad menambahkan, bulan ini dinamakan Sya’ban karena banyak kebaikan di dalamnya. Ada juga ulama yang mengatakan Sya’ban berati terpencarnya keutamaan. Ulama lain mengatakan, sebuah jalan di gunung, yang tidak lain adalah jalan kebaikan.