Kenapa Al-Qur’an Dihafal? Ini Jawaban Pemenang Lomba Hafal al-Qur’an Nasional

Kenapa Al-Qur’an Dihafal? Ini Jawaban Pemenang Lomba Hafal al-Qur’an Nasional

Kenapa Al-Qur’an Dihafal? Ini Jawaban Pemenang Lomba Hafal al-Qur’an Nasional
Al-Qur’an

Tahun 2019 ini merupakan kali ke-11 diadakannya Musabaqah Hifdzil Qur’an wa al-Hadith (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Tingkat Nasional di Jakarta. Perlombaan yang diselenggarakan pada 28-31 Januari 2019 di Jakarta ini merupakan acara kerjasama Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Arab Saudi. Ratusan penghapal al-Qur’an berjuang di perhelatan tersebut. Salah satunya yaitu Aldi Fahmi Mustafa. Aldi adalah salah satu peserta kategori 20 Juz asal Lampung yang mondok di Pandan Aran, Yogyakarta. Aldi berhasil menempati juara 1 kategori 20 Juz. Awalnya ia tidak menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan penghargaan besar dari Menteri Agama Indonesia dan Arab Saudi.

Putra kedua dari Bapak Solihan dan Ibu Siti Munawwarah ini sudah mulai menghapal sejak usia 11 tahun dan selesai mengkhatamkan al-Qur’an usia 14 tahun. Kemauan menghapal al-Qur’an hadir dari diri sendiri, tidak ada perintah dan paksaan dari orang tua. Proses menghapal Aldi jalani di Pondok Pesantren al-Mukhlish, Kalidadi, Lampung Tengah. Setelah menyelesaikan sekolah tingkat SMA, Aldi ingin melanjutkan kuliah. Akan tetapi, pengasuh pondok al-Mukhlis, KH. Rofi’udin Mahfudz yang sekaligus menjadi Imam Shalat di Masjid Istiqlal belum merestui Aldi untuk pergi kuliah “nderes (ngaji) dulu setahun di pondok lagi, biar mantep, nanti pas kuliah jadi kuat hapalannya”, begitulah nasihat dari Pak Yai.

Saat ditanya motivasi terbesar menghapal al-Qur’an, jawabannya yaitu “ingin membawa Bapak dan Ummi bersama-sama masuk surga”. MasyaAllah…. Lalu, saat ditanya “kenapa sih kok al-Qur’an kamu hapal?” dengan tenang dan teduh Aldi menjawab bahwa “sesiapa yang berusaha menjaga kalam Allah SWT (al-Qur’an) akan dijaga terus juga sama Allah SWT, siapa sih yang gak mau dijaga terus sama Allah SWT? Diurus dan dimudahin hidupnya sama Allah SWT? Nah, dengan berkah menghapal al-Qur’an ini, saya ingin dijaga dan dimudahkan selalu oleh Allah SWT”. Jawabnya sambil menahan haru.

Selain itu, Aldi juga berbagi tips untuk mutqin atau mantap dalam menghapal al-Qur’an. “sebenarnya tipsnya sama seperti yang lain, para penghapal al-Qur’an, yaitu muraja’ah atau mengulang-ulang hapalan, Pak Yai pernah menyarankan untuk yang sudah khatam menghapal sebaiknya muraja’ah 5 juz setiap hari, dan yang paling penting jangan cepat merasa puas dan mutqin, nanti jadi males muraja’ah, harus merasa belum lancar supaya nderes terus, pas nderes juga harus tartil (pelan-pelan) ngajinya, ohya sambil menghapalkan letak ayat mutasyabihat atau ayat-ayat yang mirip”. Tuturnya dengan nada tenang.

Dari perlombaan MHQH ini, Aldi mendapatkan hadiah uang sebesar 48.885.000 rupiah, wah, tidak sedikit ya. Saat ditanya uang tersebut untuk apa, Aldi tersenyum dan menjawab “pingin dikasih buat umi, tapi sama umi disuruh Aldi tabung aja”.  Mahasiswa Ekonomi Islam di Universitas Islam Indonesia (UII) jalur beasiswa Hafidz ini akan berjuang lagi di tingkat internasional, yaitu The Annual Prince Sultan Competition on Memorization of Holy Qur’an and Hadeeth for ASEAN Pasific Countries’ yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 11-14 Maret nanti. Di akhir obrolan, Aldi menyampaikan harapan bahwa “semoga lebih banyak lagi orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengamalkannya, semoga dengan berkah para penghapal al-Qur’an ini Indonesia lebih makmur menjadi negara yang baik (baldatun thayyibah). Aamiin.

Nah, apakah kamu orang selanjutnya yang ingin menjadi keluarga al-Qur’an? Yuk.