Kematangan, Bukan Keberuntungan

Kematangan, Bukan Keberuntungan

Kematangan, Bukan Keberuntungan

Bakat yang luar biasa bila bertemu dengan kesempatan, memang ia dapat menjelma menjadi keberuntungan. Tapi kematangan yang akan menentukan apakah keberuntungan itu sesaat atau akan menetap. Kita bisa mengalami kesuksesan luar biasa dan terlempar di panggung gemerlap. Di sanalah kematangan kita menunjukkan tajinya.

Mereka yang tak matang tak akan siap dengan gemerlap dan sorot panggung. Mengira hidup ini keseluruhan panggung itu, miliknya sendiri, tak perlu berinteraksi dengan orang lain, lupa bahwa ada audience, stage manager, kru, pemilik panggung, media dst dst. Lalu ia mulai merasa bahwa lampu sorot dan gemerlap adalah haknya. Lalu ia menganggap dirinya pusat dunia.

Mereka yang matang, sadar bahwa dunia dan kehidupan lebih dari panggung gemerlap. Mereka sadar, persona mereka di panggung bukanlah keseluruhan diri mereka dan bahwa mereka tetap manusia biasa dengan segala kelemahan dan keterbatasan. Mereka tahu bahwa ada banyak pihak yang berkontribusi atas naiknya mereka ke panggung itu. Mereka sadar bahwa panggung gemerlap tidak pernah langgeng. Mereka sadar bahwa gemerlap panggung bukanlah keberhasilan sejati, melainkan hanya apresiasi terhadap keberuntungan mereka.

Kesempatan bisa membuka pintu keberhasilan. Tapi kematanganlah yang akan menjaga pintu keberhasilan itu tetap terbuka.

*) Alissa Wahid; psikolog, Kordinator Jaringan Gusdurian