Iman berarti ‘percaya’ dengan tanggungjawab. kata lain dari iman adalah ‘aqidah atah keyakinan yang mengikat. keimanan adlah basis, fondasi dan inti agama. Ia adalah keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan, kepada kitab-kitab yang diturunkan-Nya, kepada utusan-utsan-Nya, hari akhirat dan para malaikat.
kepercayaan kepada Tuhan pertama-tama merupakan persoalan personal, individu, pribadi. Ia ada dalam sanubari masing-masing orang. dengan akal yang diberikan Tuhan, orang diberikan kebebasan menetukan sendiri keyakinan dan kepercayaannya. dengan kata lain, orang tidak bisa memaksakan keyakinan keoada orang lain. “la ikraha fi al-din, qad tabayyana al-rusyd min al-ghay” (tidak ada paksaan dalam hal keyakinan agama, sebab sesungguhnya yang benar dan menyimpang telah benar-benar jelas).
Nabi Muhammad Saw, sendiri bukan orang yang memaksakan kehendaknya terhadap orang lain: “lasta ‘alaihim bi musaithir” ( kamu bukan orang-orang yang bisa memaksa), kata al-Qur’an. Allah Swt, juga meyatakan “Andaikan Tuhanmu menghendaki niscaya semua orang di muka bumi akan beriman. apakah kamu akan memaksa orang sehingga mereka beriman?”. [Qs. Yunus (10);99]. di tempat lain dinyatakan: “Andaikan bukan karena pembelaan Tuhan terhadap apa yang diyakini orang stu atas yang lain, niscaya kuil-kuil, biara-biara, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allahpasti menolong orang-orang yang menolong agama-Nya. sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Kuasa”. (Qs. Al-Hajj [22]:40).
Sumber: K.H. Husein Muhammad, Spiritualitas Kemanusiaan Perspektif Islam Pesantren, hal. 11-12, Pustaka Rihlah, Jogjakarta, 2006.