Warga Mosul Irak kembali bergembira menikmati Ramadhan. Setelah sebelumnya hidup bertahun-tahun dibawah kekuasan ISIS.
Memang tradisi menyambut Ramadhan dengan berbelanja berbagai keperluan untuk berbuka puasa dan sahur memang masih menjadi barang mewah bagi warga Mosul. “Ramadhan tahun ini tak bisa dibandingkan dengan Ramadhan sebelumnya. Dulu kami hidup di dalam penjara. Semuanya dilarang; saya tak bisa pergi ke pasar sendiri dan saya harus memakai hijab,” kata Um Karam yanng berjalan tanpa hijab di satu pasar terkenalyang baru dibebaskan dari ISIS.
Ia menambahkan bahwa dirinya mencintai bulan Ramadhan. Dirinya merasa gembira kehidupan kembali seperti sebelum ISIS datang seperti dikutip kantor berita Antara. Tahun sebelumnya di Mosul, tradisi dan ketenangan Ramadhan dilucuti dari warga. Masyarakat di sana dipaksa mengikuti peraturan keras ISIS. Sekarang di daerah-daerah tersebut telah dibebaskan. Warga mulai bisa menikmati kembali malam-malam lama mereka saat bulan Ramadhan. “Suasana hati pelanggan berubah menjadi lebih baik Ramadhan ini, karena orang-orang merasa lebih aman dan keluarga mereka lebih aman setelah kita mengusir Daesh,” kata Thanoon Younis, pemilik toko serba ada di pasar ramai di Mosul.
Sebelumnya kebanyakan permainan dan acara tradisional Ramadhan dibatalkan oleh militan ISIS. Mereka berjalan hingga gang-gang untuk mencari siapa saja yang melanggar aturan dan perintah mereka. “Yang baru tahun ini adalah kembalinya permainan dan tradisi-tradisi Ramadhan, seperti satu yang saya suka: Mehiebes. Kami memainkannya lagi,” katanya dengan wajah sumringah.
Menurut militer Irak, lebih dari 90 persen kota sudah direbut kembali dari ISIS dalam serangan besar yang diluncurkan Oktober tahun lalu. Kota Mosul terletak 400 kilometer utara Baghdad, ibu kota Irak, berada di bawah kendali ISIS sejak Juni 2014.