Kebangkrutan Nilai Ibadah

Kebangkrutan Nilai Ibadah

kesalehan personal dengan pahalanya yang begitu besar. bisa digugurkan dan digusur oleh perilaku-perilaku kezhaliman sosial…

Kebangkrutan Nilai Ibadah

Nabi kaum Muslimin, Nabi Muhammad Saw pernah bersabda: “Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut?”. Para sahabat menjawab: “Ia adalah orang yang tidak lagi punya kekayaan”. “oh, bukan!”, kata Nabi Saw.

Nabi Saw melanjutkan: “Ia adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa daftar pahala shalat, puasa dan zakat. Dalam waktu yang sama ia juga membawa daftar kezhaliman. Ia mengecam si A, menuduh si B, memakan harta si C, menumpahkan darah si D dan memukul si E.

Kepada mereka yang didzalimi ia harus membayar dengan kebaikannya  sampai habis. Manakala ia belum bisa melunasinya, maka dosa mereka yang didzalimi ditimpakan kepadanya. Sesudah itu ia dilemparkan ke dalam api neraka”. Kata Nabi Saw.

Pernyataan Nabi di atas memperlihatkan betapa ‘kesalehan personal’ seperti shalat, puasa, zakat dan haji dengan pahalanya yang begitu besar, bisa digugurkan dan digusur oleh perilaku-perilaku kezhaliman social.Kezhaliman social yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang melanggar dan merampas hak-hak manusia.

Nabi datang untuk memberi peringatan kepada mereka yang zhalim akan masa depan mereka di neraka dan kabar gembira kepada mereka yang menjaga kesalehan secara penuh dengan janji sorga. [DP]