Karnaval Kemerdekaan, Sesuaikah dengan Jati Diri dan Budaya Indonesia

Karnaval Kemerdekaan, Sesuaikah dengan Jati Diri dan Budaya Indonesia

Karnaval Kemerdekaan, Sesuaikah dengan Jati Diri dan Budaya Indonesia
Hormat Bendera (S: Freepik)

Karnaval kemerdekaan merupakan salah satu tradisi yang sering diadakan di Indonesia untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada setiap tahunnya.

Dalam tradisi memperingati Kemerdekaan ini, biasanya masyarakat mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti lomba makan kerupuk, lomba balap karung, membuat tumpeng, hingga kegiatan yang menjadi perhatian masyarakat, yaitu karnaval Kemerdekaan.

Salah satu hal yang menarik untuk dibahas seiring dengan perkembangan perayaan Kemerdekaan diantaranya kegiatan karnaval. Menurut KBBI, karnaval berarti pawai dalam pesta perayaan (biasanya mengetengahkan bermacam corak hal yang menarik dari yang dirayakan itu).

Dalam arti lain, karnaval Kemerdekaan adalah pawai atau karnaval dalam merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia, dengan menunjukan budaya dan perwujudan dari perjuangan pahlawan Kemerdekaan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Dulu, sering kita jumpai adanya kostum pahlawan saat karnaval. Seperti penokohan Bung Karno, Bung Hatta, hingga sosok pahlawan yang gigih berjuang hingga darah yang mengalir sekujur tubuh.

Yang tidak kalah serunya, ada juga penokohan para penjajah yang menjajah Pribumi dengan persenjataan lengkap, atau pertunjukan penyiksaan ‘Romusha’ (kerja paksa pada jaman jepang kepada warga negara Indonesia), sehingga kita dapat meresapi betapa gigihnya perjuangan para pahlawan Kemerdekaan dalam memperebutkan Kemerdekaan bangsa ini.

Tak lupa tampilan adat budaya Indonesia juga turut ditampilkan, mulai dari penokohan ibu-ibu penjual jamu, petani, dokter, tentara, polisi hingga presiden Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman, karnaval Kemerdekaan sudah tidak lagi ada historisnya, malah menjadi tabu dan lebih mengadopsi hedonisme.

Karnaval dengan suguhan sound system ‘horeg’ yang mengeluarkan suara keras hingga sesak didada dan memekikkan telinga para pendengarnya sudah menjadi hal yang wajar bagi para penikmatnya.

Tidak hanya itu, jogetan berlebihan dengan pakaian seksi sudah tidak lagi menunjukkan budaya Indonesia hingga melanggar unsur kesusilaan dan pornografi.

Selayaknya peringatan Kemerdekaan zaman dulu, dentuman lagu-lagu Kemerdekaan hingga lagu daerah kini sudah tersisihkan dan diganti dengan lagu dangdut koplo, dj, hingga disko. Lagu yang lazimnya didengarkan di diskotik kini diputar di publik dengan goyangan seksi tanpa peduli akan jati diri dan budaya bangsa Indonesia.

Semua kalangan berbaur menjadi satu, tua, muda, bapak, ibu, hingga anak-anak mengikuti goyangan sesuai dengan dentuman musik ‘jedag jedug’ yang diputar. Bahkan hingga adanya perlombaan sound system hingga lomba joget dari panitia penyelenggara.

Gerakan joget ditampilkan hingga menghilangkan budaya malu yang selama ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Hingga menunjukkan joget eksotis dengan mengundang ‘sexy dancer’ (penari seksi) sebagai pemandu gerakan dalam setiap kelompok.

Adu gengsi berlanjut, tidak cukup dengan menyewa sound system di dalam kota, mereka sudi merogoh kocek hingga cukup dalam hanya untuk mendatangkan sound system dari luar kota yang sudah cukup populer dikalangan masyarakat.

Pergeseran norma ini oleh sebagian orang dianggap lazim dan dipertontonkan secara bebas dan menjadi pendidikan karakter bagi generasi yang akan datang. Kapankah perilaku disruptif ini akan berakhir?

Kita sebagai anak bangsa yang menghormati jerih payah perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia patut bersedih dan segera meng introspeksi diri, sehingga hal ini tidak berlarut-larut terjadi dan menjadi hal lazim di kalangan masyarakat dan generasi yang akan datang.

Mari kita bersama menata kembali penyelenggaraan karnaval Kemerdekaan sesuai dengan jati diri dan budaya bangsa Indonesia. Menunjukan sejarah, budaya, adat istiadat hingga norma keagamaan yang melekat pada bangsa Indonesia. Menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan selalu berpedoman pada pancasila dan undang-undang Dasar 1945.