Kicauan netizen yang menganggap teror bom Kampung Melayu adalah rekayasa ditanggapi Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Orang tersebut menurutnya tidak memahami dinamika terorisme yang berkembang belakangan ini.
Hal ini dikatakan Kaporli dalam acara Rosi di Kompas TV belum lama ini, menurutnya kalau ada yang mengatakan rekayasa, orang tersebut tidak memahami dinamika dalam jaringan teroris. “Teman-teman intelijen tahu betul bagaimana dinamika kelompok ini, mana yang aktif dan mana yang tidak,” ujar Tito.
Ditambahkan oleh Tito, bahwa tidak ada orang sehebat apapun mampu merekayasa kasus seperti itu.”Polisi-polisi bukan aktor, pelaku bom bunuh diri bukan aktor, tidak akan mungkin mereka mau direkayasan untuk bunuh diri,” ujarnya. Kapolri membandingkan serangan teror bom Kampung melayu dengan serangan bom di kawasan MH Thamrin 2016 lalu. Menurutnya saat itu ada aksi heroik polisi ada baku tembak dengan pelaku. Masyarakatpun bisa melihat langsung, baik di lokasi maupun melalui televisi. Sementara untuk bom Kampung Melayu hanya beberapa orang yang melihat langsung peristiwanya. Bagi yang tidak berada di lokasi, mungkin bisa menganggap ada keganjilan.
Dirinya memahami betul ancaman ini sudah lama dan menjadi fenomena global. “ Kelompok teroris sekarang semakin canggih. Mereka memiliki pendukung yang memiliki jaringan dengan kemampuan mengelola media sosial.Bisa juga mereka melakukan konter atau propaganda dalam rangka glorifikasi kelompok pelaku teror dan mendeligitimasi pemerintah,” kata Tito.
Tito menambahkan bahwa perang melawan terorisme yang sebenarnya adalah bagaimana memenangkan simpati publik. Jika dukungan publik melawan teroris muncul dan menguat, maka pelaku teror tidak akan menang. Sebaliknya, jika masyarakat bersimpati pada aksi teroris, maka mereka merasa punya dukungan untuk melakukan aksi susulan. “Saya yakin publik tidak menolerir terorisme. Saya yakin mayoritas masyarakat tidak ada yang mau menolerir itu,”katanya.