Kantor Kemenkes Jadi Klaster Terbanyak Corona, Lengah atau Tidak Disiplin?

Kantor Kemenkes Jadi Klaster Terbanyak Corona, Lengah atau Tidak Disiplin?

Kantor Kemenkes Jadi Klaster Terbanyak Corona, Lengah atau Tidak Disiplin?

Ihwal klaster perkantoran sebagai penyumbang terbesar kasus Covid-19 memang bukan isapan jempol. Dan, kali ini yang disebut-sebut adalah kantor Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

Ya, dari 17 kantor kementerian di DKI Jakarta yang menjadi klaster penyebaran corona, kantor Kemenkes adalah yang teratas (https://covid.jakarta.go.id). Berdasar pada data tercatat terakhir yang dimutakhirkan pada 7 September, terdapat 139 kasus corona yang tercatat di klaster ini.

Bertenggernya kantor Kemenkes sebagai klaster terbanyak kasus Corona ini menimbulkan gelombang respon yang tidak seragam.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto, misalnya, mengatakan, pihaknya tidak tahu-menahu tentang data tersebut.

“Datanya siapa? Saya tidak tahu sumber datanya,” ujar Yuri, dikutip Kompas.com.

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan menyarankan agar ada audit klaster perkantoran, termasuk Kementerian Kesehatan.

“Segera perlu dibentuk tim kecil ahli untuk audit cluster perkantoran (Audit Environment safety),” kata Dany, dilansir CNNIndonesia.com.

Lebih jauh, Istana mengimbau agar kantor tersebut dilakukan sterilisasi. Ini untuk jangka pendeknya. Kemudian memastikan setiap sistem udara di kantor tidak menjadi sumber penyebaran Covid-19.

“Solusi yang urgent saat ini lakukan sterilisasi penyemprotan dan memastikan sumber-sumber ventilasi seperti AC, jendela, exhaust aman,” terang dia.

Langkah ini, kata Dany, perlu dilakukan oleh kantor pemerintah sebagai contoh untuk kantor swasta lainnya. Mengingat klaster perkantoran adalah klaster yang disoroti beberapa waktu terakhir karena penyebaran yang massal.

“Kantor pemerintah harus menjadi pionir dalam pelaksanaan audit environment safety agar menjadi pantutan atau role model bagi kegiatan perkantoran pada umumnya untuk mencegah cluster perkantoran lebih luas lagi,” tutup dia.

Betapapun, kalau sudah kadung begini, semua memang serba salah. Mau ngantor tapi kok riskan, kalau gak ngantor tapi kok ini Kemenkes. Hadeh.

BACA JUGA Covid-19 Naik, Kemenkes Sebut Tak Perlu Takut Positif