Ketum MUI: Kalau masih punya rasa marah, dendam, jangan jadi Khatib

Ketum MUI: Kalau masih punya rasa marah, dendam, jangan jadi Khatib

Banyak khatib yang meresahkan karena menebar kebencian. Ketum MUI memberikan arahan tentang ketidaklayakan khatib yang menebar ketakutan.

Ketum MUI: Kalau masih punya rasa marah, dendam, jangan jadi Khatib
jemaah masjid istiqlal sedang mendengarkan khutbah. Photo by: bimas islam kemenag

Posisi khatib begitu penting bagi umat islam. Apalagi belakangan posisi ini kerap dipolitisasi dan disalahgunakan untuk keperluan tertentu, termasuk menebarkan kebencian. Untuk itulah, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan para khatib di seluruh Indonesia untuk senantiasa menebar kebaikan.

“Khatib itu kan harus ajak kebaikan, jangan menimbulkan kegaduhan, jangan menimbulkan kebencian,” tutur KH Amin Ma’ruf sebagaimana dikutip dari detik.com.

Ceramah agama yang dilakukan di masjid juga baiknya dilakukan dengan sejuk dan tidak intimidatif. Apalagi besok secara serentak akan dilaksanakan Sholat Idul Fitri. Ulama yang juga Rais Aam PBNU itu juga mengingatkan bahwa ruang khotbah harus berisi kebaikan, bukan kemarahan. Hal ini ditengarai efek pemilukada Jakarta yang panas antar kubu yang saling berseberangan.

“Kalau masih belum bisa berlapang dada, jangan jadi khatiblah. Kalau masih punya rasa marah, dendam, jangan jadi khatib. Jadinya merusak suasana khotbah,” tambahnya.

Beliau juga mengingatkan bahwa menjadi khatib itu harus senantiasa objektif terhadap segala sesuatu. Termasuk juga harus berkepala dingin.

“(Kalau) mengajak orang pada kebaikan, boleh jadi khatib,” tutup Kiai Ma’ruf.