Jokowi Akui PPKM Jawa-Bali Tidak Efektif, Tapi Malah Diperpanjang Lagi

Jokowi Akui PPKM Jawa-Bali Tidak Efektif, Tapi Malah Diperpanjang Lagi

Jokowi Akui PPKM Jawa-Bali Tidak Efektif, Tapi Malah Diperpanjang Lagi

Konon, semakin tinggi harapan, semakin tinggi pula peluang untuk kecewa. Itulah kenapa, masyarakat Indonesia sepertinya sudah tidak mau berharap lagi bahwa pandemi Covid-19 akan berakhir dalam waktu dekat. Ini tentu saja berbeda dengan setahun yang lalu.

Waktu itu, orang masih berharap bahwa pandemi akan berakhir dalam dua minggu, lalu sebulan, lalu setelah lebaran, lalu akhir tahun, dan lalu hari ini pun kasus Covid-19 masih saja menunjukkan angka menanjak.

Memang, pemerintah telah mengerahkan segenap upayanya untuk menjaga stabilitas negara agar selamat dari krisis kesehatan dan ekonomi. (Padahal mah yang secara jelas ingin dikatakan pandemi ini adalah soal krisis lingkungan)

Tapi, apa mau dikata, segenap upaya tersebut tidak lebih dari harga pengalaman. Maklum, pandemi ini terbilang baru bagi pengalaman kita, khususnya pemerintahan Presiden Jokowi.

Terbaru, Presiden Jokowi menyatakan bahwa kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19) ternyata tidak efektif.

“Saya ingin menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan PPKM, tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya, ini tidak efektif,” kata Jokowi dalam video rapat terbatas yang diunggah akun Sekretariat Presiden di Youtube, Minggu (31/1).

Jokowi menyebut, ketidakefektifan PPKM terlihat dari mobilitas masyarakat yang masih tinggi, sehingga di beberapa provinsi kasus positif Covid-19 tetap naik. Padahal, esensi dari PPKM saat ini adalah mengurangi atau bahkan mencegah mobilitas masyarakat untuk menekan laju penularan Covid-19. Namun, dalam implementasinya, kebijakan tersebut tidak tegas.

Lebih jauh, Jokowi juga menunjukan bahwa PPKM berdampak pada penurunan ekonomi. Ia mengatakan, masalah penurunan ekonomi tidak perlu dikhawatirkan, selama PPKM mampu menekan kasus positif Covid.

“Ada PPKM ekonomi turun. Sebetulnya enggak apa-apa asal Covid-nya turun, tapi ini enggak. Menurut saya, coba dilihat lagi, tolong betul-betul dikalkulasi, dihitung, supaya kita dapat sebuah formula,” ujar Jokowi.

“Formula yang memang standarnya emang enggak ada. Negara lain enggak ada. Yang benar yang mana enggak ada, yang lockdown juga eksponensial,” lanjut dia.

Baca Juga, Hadis Nabi tentang Menjaga Jarak, Mencuci Tangan, dan Memakai Masker

Seperti diketahui, Kebijakan PPKM telah berlangsung dua jilid: jilid pertama dilangsungkan pada 11 hingga 25 Januari 2021; dan, jilid kedua dilaksanakan mulai 26 Januari hingga 8 Februari.

Yah, padahal mah kalau persoalannya adalah mobilitas yang ingin dicegah, sebenarnya gampang aja sih, tutup aja Pom Bensin dan hanya mobil Ambulance yang boleh melakukan pengisian bahan bakar. Hoho…