Jodoh: Ditunggu atau Dijemput?

Jodoh: Ditunggu atau Dijemput?

Jodoh: Ditunggu atau Dijemput?

Manusia dan alam ini diciptakan Tuhan berada dalam ruangan takdir. Tidak ada satupun yang terjadi di dunia ini yang terlepas dari takdir Allah SWT, seperti terjadinya banjir, gempa, kematian, jatuhnya sehelai daun dari pohonnya, bahkan termasuk di dalamnya persoalan takdir jodoh. Lalu bagaimana seseorang dapat menemukan jodoh yang sudah ditakdirkan untuknya?

Dalam sebuah video, M. Quraiys shihab mengilustrasikan bagaimana sebenarnya seseorang menemukan jodoh yang sudah disiapkan untuknya. Beliau menggambarkan, ada sebuah ruangan yang luas dan memiliki dinding yang tinggi. Bila ada seseorang yang ingin keluar dari ruangan itu, lalu sampai pada dinding tersebut dia tidak bisa keluar darinya. Maka hendaknya dia pergi ke tempat yang lain untuk mendapatkkan jalan ke luar.

Begitu pula dengan jodoh. Seseorang harus berusaha untuk menemukan jodohnya, Bila seseorang pergi ke suatu tempat atau daerah untuk mencari jodoh, lalu dia tidak menemukannya, maka orang tersebut bisa pergi ke tempat yang lain karena kemungkinan besar, jodoh yang telah ditakdirkan untuknya bukan orang yang ada di daerah itu. jangan khawatir, “Dunia ini begitu luas bila hanya untuk mendapatkan seorang wanita atau jodoh”, nasehat mereka untuk teman yang cintanya tertolak.

Maka, Sungguh naif bila ada orang yang frustasi hanya karena belum menemukan jodohnya dengan menyalahkan takdir Tuhan, bahkan menvonis “Tuhan tidak adil”. Nauzubillah. Jangan menyalahkan takdir sebelum berusaha dengan maksimal dalam menemukan jodoh, karena jodoh tidak akan datang bila hanya dengan menunggu tanpa menjemput, berdiam tanpa adanya usaha. Dalam hal ini tentunya, menjemput jodoh dengan cara-cara yang sudah dibenarkan agama dan budaya.

Menjemput jodoh yang dimaksud di sini adalah adanya usaha untuk menemukan jodoh kerena berusaha untuk mendapatkan sesuatu adalah perintah Allah. Dalam sebuah Ayat Allah SWT berfirna dalam al-Quran.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d/13:11].

Dalam ayat ini Allah menjelaskan, Dia tidak akan merubah suatu kaum menjadi lebih baik sehingga  mereka memiliki usaha untuk melakukan perubahan dalam diri mereka untuk menjadi lebih baik, sama juga dengan jodoh, Allah tidak akan mempertemukan jodoh seseorang sebelum orang tersebut menjemput atau berusaha untuk menemukan jodohnya.

Lalu bagaimana bila ada orang yang sampai meninggal belum menemukan jodohnya, nah itu juga merupakan takdirnya, tetapi takdirnya boleh jadi karena dia kurang berusaha atau sama sekali tidak berusaha, boleh jadi juga sudah berusaha sedemikian rupa tapi itulah batas takdir yang ditetapkan Tuhan kepadanya.

Oleh karana itu, Karena kita tidak tahu batas akhir dari takdir, maka kita harus berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh apa yang kita harapkan dalam hal ini adalah menemukan jodoh. Itulah tugas manusia, dia diperintahkan untuk senantiasa berusaha menjemput takdirnya dan tentu diiringi dengan tetap berbaik sangka atas segala keputusan-Nya.