Bagaimana Banser, Felix Siauw, dan Anies Baswedan bisa berkaitan di media beberrapa hari ini? Seorang wartawan dari Jakarta Post tadi sore “kepo” tentang kasus Felix Siauw yang diundang dalam pengajian masjid di Balai Kota Jakarta hari ini. Banser protes dan menggelar aksi demonstrasi di depan tempat Anies Baswedan berkantor. Bagaimana pandangan Anda? Pertanyaan rumit!
Saya bilang saja begini. Pertama-pertama kaidah yang harus dipegang bahwa kita harus menyepakati kebebasan menyampaikan pandangan dan gagasan hal dasar yang dijamin undang-undang. Maka aksi demonstrasi dan penolakan Banser atas Felix Siauw tak bisa disebut sebagai pelanggaran. Begitupun dengan hak Felix Siauw menyampaikan gagasannya.
Bukankah demo menolak presiden datang bukan pelanggaran? Ini bagian dari right to protest! Saya baru menemukan istilah baru: counter demonstration. Lain soal kalau ada kekerasan di dalamnya, termasuk ujaran kebencian baik yang dilakukan Banser atau Felix.
Bagaimanapun jejak digital Felix Siauw menunjukan ia “sangat kritis” dengan Pancasila dan kadang-kadang meminta negara melarang kelompok minoritas seperti Syiah. Saya tidak setuju dengan gagasan itu dan saya berhak menolaknya. Begitupun Banser. Tapi Felix berhak untuk menyampaikan gagasannya.
Nah, masalahnya, ini juga yang saya sampaikan ke wartawan ini. Kerumitan lainnya jika kita dihadapkan pada kasus di mana Felix Siauw mempromosikan HTI yang dinyatakan bubar oleh pengadilan.
Dalam perspektif pemerintah, tindakan itu dapat dianggap melanggar. Terus terang masalah pembubaran HTI ini juga banyak isu yang kita perlu bicarakan “tipis-tipis” yang terbentang dari isu freedom of expression, freedom of assembly, dan freedom of association. Intinya tidak mudah. Lain kali saya bakal bicarakan.
Tapi bagaimana dengan posisi Pemerintah DKI? Tanya wartawan lagi. Sulit untuk mengatakan Gubernur melanggar. Saya bisa mengerti jika Anies Baswedan mengatakan bukankah megundang dan Felix berhak berceramah, sesuatu yang dijamin di negeri ini? Pertanyaan itu sulit saya bantah.
Jadi, kata saya, ini tampaknya perkara kepantasan. Dan saya kira Anies telahmengerti dan sudah berhitung dengan apa yang sudah dipilih dan dinyatakannya di muka media. Semoga wartawan itu tak bingung dengan jawaban saya.