Jangan Lihat Saya, Tapi Lihat Hasil Karya Saya

Jangan Lihat Saya, Tapi Lihat Hasil Karya Saya

Bagi Pak Iyin, kekurangan yang dimiliki oleh kelompok Difabel bukanlah halangan untuk berkreasi.

Jangan Lihat Saya, Tapi Lihat Hasil Karya Saya
Sang Penjual Balon yang mengalami penyakit kangker kulit

Foto tersebut saya ambil pada hari Jumat (29/12) jelang Tahun Baru 2018, dimana ketika Laki-laki tersebut hendak berjualan terompet Tahun baru di Alun-alun Kebumen. Bagi sebagian orang, Difabel (berkebutuhan khusus) merupakan sebuah kutukan dari Tuhan atas perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang tersebut.

Orang yang Difabel dianggap perlu untuk dikasihani karena sebuah keterbatasan yang dimilikinya tidak seperti orang-orang normal pada umumnya. Namun belas kasihan ini tidak berlaku bagi Pak iyin, seorang Ayah dari dua anak laki-laki ini tidak ingin dikasihani oleh orang lain. Tapi yang ia harapkan dari orang lain disekitarnya adalah melihat hasil karyanya.

Pak Iyin ini menderita penyakit kanker kulit. Hampir seluruh tubuhnya dipenuhi dengan benjolan-benjolan yang membuat tubuhnya tidak sebagaimana manusia normal pada umumnya. Meski tubuhnya dipenuhi dengan benjolan-benjolan karena kanker kulit tidak menghalangi bagi dirinya untuk aktif dimasyarakat.

Semasa masih muda, Pak Iyin aktif di organisasi IPNU (Banom NU) tingkat Ranting Desa Jemur Kecamatan Pejagoan Kebumen. Bagi Pak Iyin aktif di organisasi IPNU selain mengenal lebih banyak orang, juga semakin menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya untuk terus berusaha dengan karya-karya yang ia hasilkan dari tangannya sendiri. Selain pernah aktif di organisasi IPNU, saat ini Pak Iyin aktif di Rumah Inklusif Kebumen,sebuah komunitas yang memberdayakan kelompok Difabel di Kebumen Jawa Tengah.

“Ketika saya berjualan, jangan melihat saya karena kasihan, tapi lihat hasil karya yang saya hasilkan,” begitu kata Pak iyin ketika penulis ngobrol dengannya.

Pak Iyin memiliki keahlian merangkai balon menjadi bentuk bermacam-macam. Balon-balon itu ia rangkai menjadi bentuk manusia, hewan ataupun berupa pohon dan tumbuhan yang bisa dijadikan penghias acara-acara hajatan. Baik itu acara pernikahan, pengajian dan lain sebagainya. Untuk penjualannya, terkadang Pak Iyin dibantu oleh anaknya. Dari hasi penjualannya, sebagian ia gunakan untuk membiayai sekolah kedua anaknya.

Selain didesanya sendiri, Pak Iyin juga menjual kreasi balonnya itu dibeberapa pasar di wilayah Kebumen. Untuk Pasar Kecamatan Karangsambung hari Senin dan Kamis, Pasar Krakal hari Selasa dan Sabtu. Dan di Car Free Day (Alun-alun Kebumen) setiap hari Hari Minggu pukul 06.00-09.00 Wib. Untuk setiap balonnya, Pak Iyin menjual dengan harga Rp 3000-7000.

Bagi Pak Iyin, kekurangan yang dimiliki oleh kelompok Difabel bukanlah halangan untuk berkreasi. Justru dari hasil karya itulah menunjukan bahwa potensi yang baik dalam setiap diri manusia itu ada. Termasuk bagi yang berkebutuhan khusus.