Hingga hari ini, hawar virus corona atau Covid-19 masih menjadi mimpi buruk bagi segenap umat manusia di seluruh dunia. Sejauh terdapat kerumunan massa, sejauh itu pula virus corona siap melawat siapa saja. Tidak ada privilese bagi umat agama apapun untuk tidak terpapar Covid-19. Karena itu, sejumlah rumah ibadah, termasuk masjid, mengalami penutupan untuk sementara kalangan.
Kendatipun dibuka, maka masjid-masjid atau rumah ibadah lainnya itu hanya berlaku bagi mereka yang disiplin melakukan protokol kesehatan, atau sekurang-kurangnya mereka yang dalam jumlah terbatas saja.
Di Arab Saudi, misalnya, Kementrian Agama setempat memutuskan untuk menutup kembali 71 masjid di sejumlah wilayahnya, setelah terjadi penularan virus corona di antara para jamaah.
Menteri Agama Arab Saudi Dr. Abdul Latif al-Sheikh mengatakan bahwa langkah penutupan itu dilakukan karena jamaah dan pengurus masjid tidak menaati protokol kesehatan dan tidak disiplin melakukan pencegahan.
“Ketidaktaatan ini mengakibatkan infeksi virus corona di beberapa masjid. Masjid-masjid yang ditutup (sebagai tindakan pencegahan) saat ini sedang disterilkan,” kata Abdul Latif seperti dikutip TheNews.
Penutupan sejumlah masjid itu adalah yang pertama kali, sejak Arab Saudi membuka kembali aktivitas peribadatan di masjid untuk umum beberapa hari sebelumnya.
Ya, Arab Saudi telah memutuskan untuk membuka lagi sekitar 900 ribu masjid di seluruh negeri, kecuali Masjid al-Haram di Mekah pada 31 Mei lalu. Langkah ini dinilai sebagai bentuk transisi untuk memasuki tahap kenormalan baru di tengah pandemi. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus virus corona di Saudi sedikitnya telah mencapai 108.571 orang dengan 783 kasus meninggal dunia.
Betapapun, penyelenggara negara hanya bisa merencanakan dan lalu memutuskan, tapi lagi-lagi semua itu tergantung seberapa jauh kedewasaan umat dalam bersikap. Semoga saja tidak ada suara sumbang yang menyebut rezim ini atau rezim anu adalah anti-umat Islam, hanya gara-gara berfokus pada penutupan masjid, tapi di saat yang sama tidak mematuhi protokol kesehatan atau malah mengabaikan kemaslahatan orang lain.
Mari beragama secara cerdas di tengah pandemi yang makin beringas.