Isu Lama Tagar #MuslimahTolakGender yang Justru Enggak Muslimah Banget

Isu Lama Tagar #MuslimahTolakGender yang Justru Enggak Muslimah Banget

Masih ingat isu ini? hmm… isu lama yang enggak muslimah banget malah ya

Isu Lama Tagar #MuslimahTolakGender yang Justru Enggak Muslimah Banget

Tagar Muslimah Tolak Gender Equality sempat menjadi trending di twitter pada bebeberapa waktu lalu. Pada hari itu pula dilaksanakan Konfrensi Daring Internasional yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir di beberapa negara dengan mengangkat isu kesetaraan gender dan menyoroti deklarasi Beijing yang disahkan pada 25 tahun yang lalu.

Trendingnya tagar tersebut membuat geram orang-orang yang selama ini berjuang dalam ranah kesetaraan gender, terutama di Indonesia. Apalagi organisasi penyelenggara sudah dibubarkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia dan banyak negara lain juga melakukannya.

https://twitter.com/Anit4_1/status/1246302023533772803

 

Namun sepertinya kita semua tahu, meskipun organisasi tersebut dibubarkan dia seperti membelah diri menjadi organisasi-organisasi kecil dengan nama yang berbeda-beda sehingga keberadaan mereka seolah ada dan tiada. Semangat yang mereka usung pun masih sama, yaitu khilafah.

Nah, narasi pembangun isu yang mereka gunakan pun masih sama, menyoroti jika feminis berasal dari barat.  karena feminis berasal dari barat maka dia tidak mempunyai nilai-nilai keagamaan alias sekuler. Pokoknya, semuanya barat, barat dan barat.

Selanjutnya yang menjadi sorotan penting dari narasi isu yang dimaikan mereka adalah, hukum Islam dianggap telah dikecam karena tidak sesuai dengan kesetaraan gender. Sehingga rezim di dunia muslim berupaya untuk menghapus hukum-hukum Islam dengan dalih melindungi hak-hak perempuan. Kamu bisa melihat video lengkapnya tentang isu dan pembangunan narasi mereka melalui youtube, kurang lebih video tersebut berdurasi 4 jam dengan pembicaraan pola yang sama.

Padahal, saya kira pondasi isu yang mereka buat, seperti yang telah disebut di atas sudah berkali-kali dipatahkan oleh penulis, aktivis, guru besar, pimpinan pesantren dan lain sebagainya. Satu poin paling penting, kata mereka,  yang membantah bahwa hukum Islam dianggap tidak sesuai dengan kesetaraan gender adalah Al-Quran dan sejarah dari Rasulullah SAW?

Coba deh kita baca dan telaah kembali bagaimana sejarah Rasulullah SAW dalam mengangkat derajat perempuan pada masa itu. Allah SWT berkali-kali menyebut dalam Al-Quran jika laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sama, muslim dan muslimah harus saling tolong menolong dalam kebaikan.

Islam mengajarkan tentang prinsip mubaadalah, prinsip kesalingan, dengan nilai-nilai Islam membawa pesan bahwa perempuan juga manusia yang mempunyai hak dan tidak bisa diperlakukan sewenang-wenang.

Isu lama yang dipakai adalah bahwa feminis berasal dari barat, sehingga sekuler dan tidak mengenal nilai-nilai agama. Mohon maaf, Rasulullah SAW telah hadir dan diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia di jaman jahiliyah yang sewenang-wenang terhadap perempuan itu jauh sebelum feminis Barat muncul.

Lalu dalam video tersebut muncul beberapa pertanyaan di kepala saya, di antaranya: Mengapa kebijakan-kebijakan dan Undang-Undang Kesetaraan Gender gagal untuk menjamin kesejahteraan bagi perempuan?

Nah, saya memiliki tafsiran lain; Wahai, saudari-saudariku, kebijakan tersebut bukan kebijakan gagal da mereduksi diskriminasi terhadap perempuan. Perubahan menuju kesetaraan gender adalah perubahan evolusi. Perempuan adalah manusia, kebijakan dan undang-undang tersebut berisi tentang hak manusia terkhusus kepada perempuan, subyek dan obyeknya adalah manusia, maka untuk tercapainya kesetaraan mari kita saling tolong-menolong.

Sudahkah kesetaraan gender memberikan pemberdayaan dan perbaikan bagi kehidupan perempuan? Lagi-lagi hal yang saya bilang, itu reduktif sekali.   Perlahan akses terhadap perempuan terbuka. Mulai dari akses pendidikan, akses kesehatan, akses ekonomi hingga akses politik.

Tapi, sepertinya landasan isu  dalam tagar Muslimah Tolak Gender Equality, tagar Bongkar Kesetaraan Gender  dan Konfrensi Daring Internasional yang dipakai sudah out of date itu, come on… cobalah untuk membaca keadaan lebih jernih. Membaca adat istiadat dan nilai-nilai di Indonesia, kamu akan menemukan bahwa di Indonesia gerakan perempuan mempunyai harapan.

Dan yang terpenting adalah, yuk membaca dan menelaah semangat perjuangan Rasulullah SAW yang mereduksi diskriminasi gender terutama pada perempuan.