Saat Nabi Muhammad menjenguk orang yang sakit, yang beliau bicarakan tidaklah melulu doa. Tapi, juga tentang merenungkan hakikat sakit. Dan segala hal yang menurut Nabi pantas untuk dibicarakan pada waktu itu. Hal ini dapat dilihat dari berbagai riwayat yang menceritakan bagaimana Nabi menjenguk orang yang sakit.
Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar an-Nawawiyah mencantumkan bab apa yang hendaknya diucapkan orang yang sakit, yang hendaknya diucapkan saat menjenguk orang yang sakit, doa yang dibacakan padanya serta tentang apa yang sebaiknya ditanyakan tentang keadaannya. Dalam bab ini, Imam an-Nawawi mendokumentasikan banyak hadis yang menceritakan tentang bagaimana Nabi menjenguk orang yang sakit, dan saat Nabi sakit dan dijenguk. Akan kami cantumkan beberapa hadis agar memperoleh gambaran.
Pertama, Nabi mendoakan dengan doa yang umum saat menjenguk orang yang sakit. Hal ini ditunjukkan oleh hadis di bawah ini:
عن عائشة رضي اللّه عنها أن النبيّ صلى اللّه عليه وسلم كان يُعَوِّذُ بعضَ أهله يمسَحُ بيده اليمنى ويقول : اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أذْهِبِ البأسَ اشْفِ أنْتَ الشَّافِي لا شِفاءَ إِلاَّ شِفاؤُكَ شِفاءً لا يُغادِرُ سَقَماً
Diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa Nabi Muhammad salallahualaihi wasallam menjenguk salah seorang keluarganya. Beliau mengusap dengan tangan kanan dan membaca doa “Ya Allah, Tuhan manusia. Hilangkanlah penyakit. Berilah kesembuhan. Engkau penyembuh. Tidak ada penyembuh selain kesembuhan darimu. Kesembuhan yang menyisakan sakit.”
Dalam doa di atas, Nabi Membacakan doa yang dapat dipakai secara umum. Keumumannya dapat dibandingkan dengan cara Nabi mendoakan di bawah ini.
Kedua, dalam riwayat lain Nabi mendoakan dengan langsung menyebut nama orang yang sakit.
عن سعد بن أبي وقاص رضي اللّه عنه قال : عادني النبيّ صلى اللّه عليه وسلم فقال : اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْداً
Diriwayatkan dari Sa’d ibn Abi Waqash –semoga Allah menridhainya- ia berkata: “Nabi Muhaammad salallahualaihi wasallam menjengukku lalu kemudian berdoa: ‘Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d’.”
Ketiga, menegur orang yang mengeluh dan tenggelam dalam rasa sakit
عن عليّ رضي اللّه عنه قال : كنتُ شاكياً فمرَّ بي رسولُ اللّه صلى اللّه عليه وسلم وأنا أقول : اللَّهمّ إن كان أجلي قد حضرَ فأرحني وإنْ كانَ متأخراً فارفعه عني وإن كان بلاءً فصبِّرني فقال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم : ” كَيْفَ قُلْتَ ؟ ” فأعاد عليه ما قاله فضربه برجله وقال : اللَّهُمَّ اشْفِهِ
Diriwayatkan dari ‘Ali –semoga Allah menridhainya- bahwa ia bercerita: “Suatu kali aku sedang sakit. Lalu aku bertemu Nabi dalam keadaan aku berucap: ‘Ya Allah, apabila ajalku telah tiba, maka permudahlah. Apabila masih lama, maka angkat penyakit itu dariku. Apabila musibah, maka berilah aku kesabaran’. Lalu Rasulullaah salallahualaihi wasallam berkata: ‘Apa yang kamu katakan?’ Lalu Ali mengulangi perkataannya. Nabi kemudian memukulnya dengan kaki Beliau. Dan Nabi bersabda: “Ya Allah, sembuhkanlah Ali.”
Keempat, menenangkan si sakit dengan menjelaskan bahwa sakit adalah penghapus dosa-dosa
عن أنس رضي اللّه عنه أن رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم دخل على أعرابيّ يعودُه وهو محموم فقال : كَفَّارَةٌ وَطَهُورٌ
Diriwayatkan dari Anas –semoga Allah menridhainya- bahwa Rasulullah salallahualaihi wasallam menjenguk seorang Arab yang menderita sakit panas. Nabi kemudian bersabda: “sakitmu menyucikanmu dari dosa-dosa dan menghapus kesalahan-kesalahan.”
Walhasil, apa yang diungkapkan atau dilakukan Nabi Muhammad saat menjenguk orang yang sakit tidaklah melulu hanya doa. Dalam beberapa hadis di atas, dapat didapati bahwa Nabi juga menegur orang yang tenggelam dengan rasa sakitnya dan menyuruhnya berhenti mengeluh. Nabi juga memberi motivasi dengan menjelaskan bahwa sakit adalah cara Allah menghapus dosa-dosa hambanya.
Dalam berdoa, Nabi juga tidak secara kaku mengutarakan doa yang hanya menyebut Allah saja di dalamnya. Tapi, kadang Nabi juga menyebut nama orang yang sakit. Tentu ini semakin memantapkan hati orang yang sakit bahwa ia sedang didoakan agar lekas sembuh.