Duh, kok tidak hafal-hafal ya? Padahal sudah diulang-ulang berapa kali, sampai tenggorokanku seret, mulut kering, tetap saja tidak hafal.
Barangkali kalangan pelajar khususnya santri yang tengah mengenyam pendidikan di pondok pesantren umumnya atau ibu-ibu pengajian yang sedang diberikan pelajaran menghafal oleh ustadznya pernah mengalami fenomena ini. Tak jarang hal ini berimbas pada keputusasaan dan hilangnya rasa percaya diri. Sebenarnya mereka mampu menghafal dalam waktu yang tidak lama, hanya saja ada beberapa pola tidak tepat dan harus diubah, yaitu tempat menghafal dan waktunya.
Waktu dan tempat bukanlah hal yang sepele dalam segala aktivitas manusia, keduanya sangat menentukan. Misalkan, makan tidak akan terasa nyaman jika berdekatan dengan tempat sampah, menjemur di malam hari menyebabkan baju lama keringnya, dan lain sebagainya.
Begitu pula dalam ibadah, di sana terdapat keutamaan yang berkaitan dengan waktu dan tempat. Seperti salat di masjid Nabawi 1000 kali lebih utama dibanding salat di masjid lainnya, bahkan di Masjidil Harom, 100.000 kali lebih utama dibanding masjid-masjid lain.
Lantas dalam menghafal pun ada beberapa waktu dan tempat yang menjadi kunci utama untuk memperoleh hafalan yang efektif.
Dikutip dari Mukaddimah Majmu’ Syarh Muhadzzab, Imam al-Khatib al-Baghdadi merekomendasikan beberapa waktu dan tempat yang kondusif bagi para penghafal.
Waktu yang pertama yaitu waktu sahur. Sekitar sepertiga malam. Waktu ini sangat berharga dan memiliki banyak faedah. Sebagaimana dituturkan dalam sebuah syair:
وقت السحر به يطيب الحال لأهل الصفا # وبه يجود العالي بفضل أهل الوفا
“Waktu larut malam adalah saat termuliakannya keadaan orang–orang suci. Dan pada waktu itu pula Sang Maha Mulia semakin pemurah dengan anugerah untuk mereka yang menepati janji mengunjungi–Nya (shalat malam)”
Selain cocok digunakan untuk menghafal, waktu sahur menjadi waktu yang strategis bagi hamba untuk berkomunikasi dengan tuhannya. Sungguh rugi sekali melewatkan waktu ini.
Kedua, pertengahan siang hari. Selain dimanfaatkan untuk mencari penghidupan bagi kalangan pekerja, waktu ini dapat digunakan untuk menghafal pula.
Ketiga, pagi hari. Tidak diragukan lagi mengapa para guru menganjurkan belajar dan hafalan di waktu ini, karena umumnya, kondisi pikiran manusia di pagi hari sangat plong dan belum banyak digunakan untuk memikirkan sesuatu yang berat. Maka bagi para penghafal, jika tidak ada kesibukan yang begitu mendesak, waktu ini sangatlah recommended bagi kalian.
Keempat, waktu malam. Tak usah tanya lagi mengapa waktu ini begitu penting. Ada pepatah yang sangat terkenl di telinga kita, yaitu “Man thalabal ‘ula sahiral layali”, (Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, maka bekerjalah sampai jauh malam). Dari sana kita dapat menyimpulkan bahwa meraih kesuksesan, perlu perjuangan di malam hari, yaitu menghidupkannya dengan menghafal dan belajar.
Dalam syair di kitab Ta’limul Muta’allim disebutkan,
أليست من الخسران أنّ الليالي # تمرّ بلا نفع ويحسب من عمري
“Bukankah sebuah kerugian, ketika malam hari terlewatkan tanpa manfaat sedangkan umurku terus dihisab.”
Kelima, ketika dalam keadaan lapar. Menghafal dalam keadaan lapar lebih utama dibandingkan dalam keadaan kenyang. Ketika perut kita kenyang, rasa malas dan kantuk pun diam-diam menyergap. Hal ini lah yang menjadikan banyak kyai menganjurkan santrinya untuk berpuasa, sebab banyak sekali manfaat yang akan kita peroleh saat lapar.
Diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Juhaifah bersendawa di hadapan Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah Saw bersabda kepadanya: “Pendekkanlah sendawamu! Sesungguhnya manusia yang paling lama lapar di akhirat nanti, adalah mereka yang paling banyak kenyang di dunia”. (HR. Al-Baihaqi).
Selanjutnya ada beberapa tempat yang utama dan strategis digunakan untuk menghafal. Pertama, di dalam kamar. Selain tertutup, ia juga terhindar dari berbagai suara yang hinggap ke telinga, sehingga membuat dirinya lebih fokus ketika menghafal.
Kedua, tempat yang jauh dari hiburan. Seperti jauh dari suara musik, televisi, dan ponsel, jika mengkondisikan dengan masa sekarang.
Demikianlah waktu dan tempat yang tepat untuk menghafal sebagaimana dijelaskan oleh al-Khatib al-Baghdadi. Sekarang bagaimana kita menggerakan hati dan kemauan untuk mengamalkannya.
Wallahu a’lam