Beredar luas kutipan terjemah QS An-Nisa:108 yang dikaitkan dengan keputusan KPU di malam hari, seolah hendak mengatakan bahwa KPU menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Apa penjelasan para ulama tafsir tentang Qs An-Nisa:108. Ternyata asbabun nuzul ayat ini tidak ada kaitannya dengan Pemilu ataupun KPU.
Memahami ayat ini harus dengan memahami rangkaian ayat 105 sd 113. Jangan hanya membaca ayat 108.
Syekh Wahbah az-Zuhaili menegaskan:
أمر الله تعالى رسوله أن يقضي بين الناس بالحق والعدل دون محاباة أحد، ولا إلحاق ظلم بأحد ولو كان غير مسلم
Rangkaian ayat ini memerintahkan Nabi untuk memberi keputusan dengan benar dan adil secara mutlak, meskipun berkenaan dengan non-Muslim.
Rangkaian ayat ini turun berkaitan dengan konspirasi Thu’mah dan kaumnya terhadap Zaid bin Samin, seorang Yahudi. Thu’mah menitipkan perisai pamannya ke Zaid. Namun ketika Qatadah yang punya perisai itu melaporkan kehilangan perisai, Thu’mah malah menuduh Zaid-lah pencurinya.
Karena pihak yang berpekara ini Muslim melawan Zaid yang yahudi, maka kaumnya Thu’mah ramai-ramai membela Thu’mah dan berkonspirasi di malam hari menyusun siasat. Mereka mendatangi Rasul dan mendukung Thu’mah.
Penjelasan Tafsir al-Munir:
روى الترمذي والحاكم وابن جرير عن قتادة بن النعمان: أن هؤلاء الآيات أنزلت في شأن طعمة بن
أبيرق، وكان رجلا من الأنصار، ثم أحد بني ظفر، سرق درعا لعمه كان وديعة عنده، وقد خبأها في جراب دقيق، فجعل الدقيق ينتثر من خرق فيه، وخبأها عند زيد بن السمين من اليهود، فالتمسوا الدرع عند طعمة، فلم يجدوها، وحلف بالله: ما أخذها وما له به من علم، فساروا في أثر الدقيق حتى انتهوا إلى منزل اليهودي، فأخذوها، فقال: دفعها إلي طعمة، وشهد له ناس من اليهود بذلك، ولكن طعمة أنكر ذلك، فقالت بنو ظفر وهم قوم طعمة: انطلقوا بنا إلى رسول الله، فسألوه أن يجادل عن صاحبهم، وقالوا:
إن لم تفعل هلك صاحبنا وافتضح وبرئ اليهودي فهم النبي صلى الله عليه وسلم أن يفعل وكان هواه معهم، وأن يعاقب اليهودي فنزلت.
وهذا قول جماعة من المفسرين
Nabi Muhammad hampir saja memutuslan perkara ini berdasarkan desakan Thu’mah dan kaumnya. Namun turun rangkaian ayat ini mengungkapkan konspirasi Thu’mah terhadap Zaid.
Tafsir Jalalain juga menjelaskan makna ayat 108:
{ يَسْتَخْفُونَ } أي طعمة وقومه حياء { مِنَ ٱلنَّاسِ وَلاَ يَسْتَخْفُونَ مِنَ ٱللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ } بعلمه { إِذْ يُبَيِّتُونَ } يضمرون { مَا لاَ يَرْضَىٰ مِنَ ٱلْقَوْلِ } من عزمهم على الحلف على نفي السرقة ورمي اليهودي بها { وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطاً } علماً
“(Mereka bersembunyi) maksudnya Thu’mah dan kaumnya disebabkan malu (dari manusia dan tidak bersembunyi dari Allah padahal Dia bersama mereka) yakni dengan ilmu-Nya (ketika pada suatu malam mereka menetapkan) artinya memutuskan secara rahasia (suatu rencana yang tidak diridai-Nya) yaitu rencana mereka mengucapkan sumpah tidak mencuri dan menuding si Yahudi melakukannya. (Dan Allah Maha Meliputi apa yang kamu kerjakan) maksudnya ilmu-Nya.”
Jadi jelaslah ayat ini justru berkenaan dengan pembelaan al-Qur’an terhadap Zaid bin Samin seorang Yahudi yang tidak bersalah namun dijebak oleh konspirasi jahat seorang Muslim bernama Thu’mah. Jadi, gak ada kaitannya dengan keputusan KPU akan hasil Pemilu 2019. Mari berhentilah asal comot ayat untuk memuaskan syahwat politik.