Tidak semua orang percaya agama. Ada yang menganggap agama akal-akalan manusia saja. Agama diciptakan untuk menundukkan orang lain. Manusia percaya pada agama karena tidak mampu menyelesaikan masalah dirinya sendiri, sehingga mereka butuh pada sosok lain di luar dirinya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Anggapan seperti ini jelas tidak benar. Hakikatnya, agama bukanlah buatan manusia, tetapi diturunkan Allah pada Rasul yang sudah ditunjuk-Nya.
Pertanyaan apakah agama benar dari Tuhan atau buatan manusia juga pernah ditanyakan kepada Prof. Quraish Shihab. Vincent dan Desta dalam program Sahur Nih Yee bertanya kepada Prof. Quraish, “Agama itu dari tuhan atau buatan manusia?” Penulis tafsir al-Misbah ini menjelaskan ada tiga hal mutlak dalam agama. Maksudnya, kalau ketiga hal ini ada, maka pantas disebut agama. Kalau tidak ada salah satunya, berati bukan agama. Ketiga hal itu sebagai berikut:
Pertama, tentang keyakinan wujud Tuhan. Agama itu hubungan antara manusia dengan wujud yang Maha Kuasa. Yang kedua, ada dorongan untuk berhubungan dengan Tuhan. Karena itu setiap agama ada shalat. Tidak ada agama yang tidak ada shalat. Yang ketiga percaya ada hari pembalasan. Tanpa ini bukan agama.
Yang mengatur bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan adalah Tuhan sendiri. Di dalam Islam, cara berhubungan dengan Allah SWT adalah shalat. Kalau kita mau bercakap dengan kalam Tuhan, bacalah al-Qur’an. Kalau ingin bercakap dan mengadu kepada Tuhan, berdoalah.
Pondasi agama, menurut Prof. Quraish Shihab, ada semuanya di dalam al-Qur’an dan sunnah. Tapi untuk memahaminya diperlukan penafsiran. Penafsiran dilakukan oleh para ahli. Mereka bisa saja berbeda dalam penafsiran teks keagamaan. Perbedaan tersebut sebenarnya bagian dari ajaran agama, bukan agama itu sendiri.
Menghadapi perbedaan pendapat tidak perlu pusing. Boleh memilih pendapat yang sesuai dengan keyakinan kita. Itu pun kalau kita mampu untuk memilih dan tahu ilmunya. Tapi kalau tidak mampu, tanyakan saja kepada ahlinya.
Menghadapi perbedaan pendapat seperti kita menghadapi banyak dokter kalau kita sakit. Ada sekian dokter yang bisa mengobati berbagai macam penyakit. Kita harus seleksi dulu sebelum berobat mana kira-kira dokter yang cocok. Begitu pula dalam merespons perbedaan pendapat. Pilihlah pandangan yang sesuai dengan keyakinan dan hati kita.