Ini Empat Macam Doa Buka Puasa, Mana yang Lebih Benar?

Ini Empat Macam Doa Buka Puasa, Mana yang Lebih Benar?

Setidaknya ada empat macam doa buka puasa yang populer di masyarakat, pertanyaannya, manakah doa yang benar dan paling utama dibaca?

Ini Empat Macam Doa Buka Puasa, Mana yang Lebih Benar?

Doa sebagai bentuk ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya. Kita dianjurkan berdoa dalam kondisi apapun, termasuk ketika mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan, seperti buka puasa. Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya:

“Dan Tuhan kalian berfirman: “Berdoalah kepada-Ku niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka dalam keadaan sangat hina”  (Q.S. Ghafir ayat 60)

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Artinya:

“Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS: Al-Nisa ayat 32)

Ayat ini di atas menunjukkan doa bersifat umum dan redaksinya tidak dibatasi dalam Islam. Kita boleh berdoa dengan lafal apapun selama isinya kebaikan, tidak mesti berbahasa Arab, atau tidak selalu harus sama persis  dengan doa yang dicontohkan dalam al-Qur’an ataupun sunnah.

Terkait doa buka puasa, sebagaimana kita tahu, ada beberapa macam doa. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, doa yang populer dibaca masyarakat, terutama di Indonesia.

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

“Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka dengan Rahmat-mu lah yang Maha Pengasih”.

Kedua, doa buka puasa yang merujuk pada hadis dari Ibnu Umar. Doanya seperti ini:

 ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ  وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

“Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.”

Ketiga, doa buka puasa yang dibaca Abdullah bin Amr.

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku.”

Keempat, doa buka puasa yang dibaca oleh sebagian ulama. Misalnya al-Rabi’ bin Khutsaim pernah pada saat buka puasa membaca doa:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Segala puji bagi Allah yang telah menolongku sehingga aku berpuasa. Dan telah memberikanku rizki sehingga aku berbuka.”

Lantas, di antara doa-doa di atas, manakah doa yang kita pilih untuk dibaca sebelum berbuka puasa? Apakah boleh kita berdoa dengan redaksi hadis yang dinilai mursal tersebut?

Jawabannya boleh dibaca semuanya. Bahkan boleh menggunakan hadis dhaif untuk berdoa. Karena hadis dhaif bisa diamalkan jika tidak dhaif parah, tidak berkaitan dengan halal haram dan tidak berkaitan dengan akidah. Dan juga, karena dalam berdoa kita boleh menggunakan redaksi doa sendiri selama redaksi dan susunan kalimatnya baik dan hanya ditujukan kepada Allah serta tidak mengandung kemusyrikan. Hal ini diperkuat juga dengan beberapa doa berbeda yang diamalkan oleh para ulama, sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

*Terkait masalah doa buka puasa dan dalilnya, baca juga tulisan ini