Malam hari adalah waktu yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada manusia di dunia ini, banyak keistimewaan yang ada di dalamnya, seperti Lailatu Qadar, doa yang mustajab dan lain sebagainya. Oleh karena itu, banyak anjuran untuk memanfaatkan waktu di malam hari dengan sebaik mungkin. Sebagaimana yang dilakukan oleh para ulama-ulama terdahulu, yang memanfaatkan waktu tersebut untuk berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Dalam kitab Qiymatuz Zaman Inda Ulama dijelaskan, para ulama terdahulu membagi waktu malam menjadi tiga bagian. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Imam Syafi’i yang memanfaatkan waktu malam untuk tiga hal: sepertiga malam awal, beliau memanfaatkannya untuk menulis, sepertiga kedua beliau memanfaatkannya untuk shalat atau beribadah kepada Allah SWT, dan sepertiga terakhir, beliau menggunakannya untuk beristirahat.
Sama seperti Imam as-Syafi’i, Abi Ubaid Al-Qasim bin Salam al-Harawi al-Baghdadi juga membagi waktu malamnya menjadi tiga kegiatan: sepertiga malam awal digunakan untuk shalat dan beribadah kepada Allah SWT, sepertiga kedua digunakan untuk beristirahat, dan sepertiga malam akhir beliau gunakan untuk menulis.
Ada juga Hafidz al-Hashiri bin Ahmad an-Naisaburi yang membagi waktunya di malam hari untuk melakukan beberapa kegiatan: sepertiga malam awal digunakan untuk shalat atau beribadah, pada sepertiga malam kedua digunakan untuk beristirahat, dan sepertiga malam terakhir digunakan untuk menulis.
Jika direnungkan, para ulama zaman dahulu hanya tidur empat jam saja dalam semalam, sisanya untuk beribadah kepada sang pencipta dan berkarya. Hal ini disebabkan malam hari mempunyai keistimewaannya sendiri, yaitu kesunyian dan keheningan yang kadang memunculkan ide-ide cemerlang untuk melakukan hal-hal positif.
Oleh karena itu, di malam hari selain dianjurkan untuk bermunajat kepada Allah SWT juga dianjurkan untuk melakukan hal-hal baik, seperti berkarya baik melalui tulisan ataupun lainnya.
Pesona malam hari memang tidak kalah indah dengan waktu lainnya, di tengah malam yang sunyi kita juga mengistirahatkan badan dan pikiran dari hiruk pikuk keramaian siang. Ketika suasana hati sedang tidak menentu dan kehilangan arah, cobalah untuk duduk sejenak, berfikir dan merenungkan berbagai persoalan dalam kehidupan, salah satunya adalah dengan mencontoh ulama, agar malam tidak sia-sia begitu saja.
Wallahu A’lam.