Ini Lima Cara Mendidik Anak Agar Mau Shalat Sejak Dini

Ini Lima Cara Mendidik Anak Agar Mau Shalat Sejak Dini

Ini Lima Cara Mendidik Anak Agar Mau Shalat Sejak Dini

Melaksanakan shalat terutama shalat lima waktu menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam. Namun tak jarang, masih ada saja umat Islam yang enggan ataupun malas-malasan dalam melaksanakan shalat. Oleh sebab itu, hendaknya shalat sudah dibiasakan untuk dilakukan sejak kecil. Mulai usia berapakah anak dibiasakan untuk melaksanakan shalat?

Menurut sebuah hadis, seorang anak hendaknya mulai dibiasakan untuk melaksanakan shalat sejak usia tujuh tahun. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim) Sedangkan dalam hadist lain Rasulullah SAW pernah bersabda, “Apabila  seorang anak dapat membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.” (HR. Thabrani)

Lalu apa yang harus dilakukan oleh para orang tua agar anak mereka mau melaksanakan salat sejak usia dini?

Pertama, orang tua harus menjadi teladan utama bagi anak-anak mereka. Apabila orang tua ingin anak mereka belajar salat sejak usia dini, maka para orang tua pun harus memberi contoh bagaimana cara melaksanakan shalat dan dengan tepat waktu. Pasalnya, anak-anak justru sangat pandai mengamati dan menirukan perilaku orang lain.

Kedua, para orang tua hendaknya memberikan pemahaman bagaimana pentingnya shalat bagi umat Islam. Caranya yaitu dengan menjelaskan kepada sang anak bahwa shalat merupakan kewajiban bagi umat Islam. Jelaskan kepada anak bahwa shalat juga menjadi sarana penghubung bagi manusia untuk berkomunikasi dengan Allah. Selain itu, jelaskan kepada anak bahwa jika mereka konsisten dalam melaksanakan salat maka mereka akan mendapatkan imbalan surga.

Ketiga, ajak anak untuk melakukan salat bersama-sama dengan orang tua. Seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis bahwa apabila anak mampu membedakan mana yang kiri dan mana yang kanan maka anak tersebut hendaknya sudah dibiasakan untuk melaksanakan shalat. Sebab dengan mampu membedakan mana yang kiri dan mana yang kanan, maka itu tandanya otak sang anak telah cukup berkembang.

Keempat, ajak anak untuk shalat bersama-sama di masjid. Dengan mengajaknya untuk shalat berjamaah di masjid, maka anak akan lebih bersemangat untuk melaksanakan shalat. Pasalnya, biasanya akan ada banyak anak-anak lainnya yang melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Selain itu, anak-anak pun akan lebih mudah membaur dengan orang lain di lingkungannya.

Kelima, memberikan hukuman kepada anak saat ia lalai melaksanakan shalat. Tapi perlu dicatat, tidak boleh memberi sanksi yang membawa kepada kemudaratan. Pemberian hukuman tersebut diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda, “Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim)

Pada usia tujuh tahun, anak-anak hendaknya dibiasakan untuk mulai melaksanakan shalat. Pasalnya, pada usia tersebut kemampuan akal anak sudah mulai berkembang secara bertahap. Sehingga mereka pun mulai diperintahkan untuk melaksanakan kewajiban salat. Sedangkan pada usia sepuluh tahun, perkembangan akal sang anak telah mencapai tahap kesempurnaan dan mampu membedakan mana hal-hal yang baik dan yang buruk. Sehingga saat mereka enggan melaksanakan shalat, hendaknya orang tua memberikan sedikit pukulan pada bagian kaki sebagai hukuman bagi mereka.

Demikianlah yang hendaknya dilakukan oleh para orang tua agar anak mereka mau melaksanakan salat sejak anak-anak. Yaitu dengan memberikan contoh, memberikan pemahaman tentang pentingnya shalat, mengajak shalat bersama, mengajak shalat berjamaah di masjid, dan juga memberikan hukuman apabila mereka enggan melaksanakan shalat. Dengan begitu, niscaya anak akan mau melaksanakan shalat secara disiplin.