Wukuf termasuk rukun haji yang paling utama. Sebab itu, ibadah haji identik dengan wukuf di Arafah dan sekaligus penjadi pembeda antara haji dan umrah. Wukuf dilaksanakan pada pada sembilan Dzulhijah, dimulai sejak tergelincir matahari sampai terbit fajar sepuluh Dzulhijah. Siapa yang mendapati wukuf dalam rentang waktu itu, maka hajinya dianggap sah.
Dalam al-Taqrirat al-Sadidah fi Masail al-Mufidah, Hasan bin Ahmad al-Kaf menerangkan beberapa amalan sunnah yang baik dilakukan pada saat wukuf di Arafah. Di antara amalan yang baik dilakukan pada hari Arafah ialah:
- Mandi sebelum wukuf di Arafah
- Tiba di Arafah setelah tergelincir matahari
- Melakukan shalat dzuhur dan ashar dengan cara jama’ taqdim supaya waktu lebih banyak dihabiskan untuk berdzikir dan berdo’a.
- Memperbanyak dzikir, do’a, dan membaca salawat Nabi.
- Menghadap kiblat dan dalam keadaan bersuci.
- Keluar dari Arafah atau menuju Mudzdalifah pada malam hari setelah cahaya kuning hilang di langit.
Itulah beberapa amalan sunnah yang dapat dilakukan ketika berada di Arafah. Meskipun amalan tersebut sunnah, bukan berati amalan itu diabaikan, karena berkaitan dengan kesempurnaan ibadah haji.