Sering kita jumpai ditempat- tempat umum seperti terminal, halte, pinggir jalan dan tempat –tempat lainnya aroma pesing -bekas kencing- yang sangat mengganggu setiap orang yang lewat. Bau yang seharusnya hanya kita temui di kamar kecil atau WC.
Ulah oknum masyarakat yang tidak bertanggungjawab dan tak menghargai lingkungan ini, menunjukkan bahwa diantara kita masih banyak yang belum menyadari atau bahkan tidak peduli dengan bahaya yang akan timbul dari perbuatan tersebut, baik dari aspek sosial maupun agama.
Secara sosial jelas, kencing sembarangan disamping mengganggu pemandangan orang yang kebetulan lewat, juga menyebabkan polusi udara, sehingga mengurangi tingkat kenyamanan dan kebersihan fasilitas umum.
Adapun secara agama, perilaku negatif tersebut disamping dilarang dan dicela oleh agama karena melanggar etika dan tatakrama dalam beragama, juga akan berakibat bahaya bagi pelakunya nanti di alam kubur. Seperi yang pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW.
Dikisahkan, saat Sahabat Abu Hurairah RA berjalan bersama Rasulullah SAW, melewati sebuah pemakaman, tiba-tiba Rasulullah SAW berhenti didekat dua buah makam. Saat itu, Terlihat rona wajah Rasulullah SAW berubah drastis dan tubuh beliau terlihat gemetar seakan melihat sesuatu yang sangat mengerikan dan menakutkan.
Abu Hurairah yang ada didekat beliau, kemudian memberanikan diri untuk bertanya,” Wahai Rasululllah! Ada apa dengan Engkau?”
Dengan nada lirih, Rasulullah SAW berkata, “tidakkah kamu mendengar suara seperti yang aku dengar?” Jawaban Rasulullah yang berupa pertanyaaan ini, semakin membuatnya bingung. “Suara apakah, Wahai Rasulullah?” tanya Abu Hurairah penasaran.
Rasulullah SAW kemudian memberi penjelasan, ”sesungguhnya orang yang ada di kedua makam ini, saat ini sedang disiksa dengan saksaan yang amat pedih, karena sebuah dosa yang tergolong ringan,” pungkas Beliau. “Dosa apakah itu wahai Utusan Allah?” tanya Abu Hurairah yang semakin penasaran.
“Orang ini, disiksa karena saat buang air kecil, ia tidak bersuci alias cebok. Sedangkan orang yang satu ini, lisannya sering menyakiti dan suka mengadu domba orang lain,” jelas Nabi.
Setelah itu, lalu Beliau mengambil dua buah pelepah kurma, dan meletakkannya di atas kedua makam tersebut. Melihat pemandangan yang terasa asing tersebut, Abu Hurairah kemudian bertanya, “Apakah itu (meletakkan pelepah kurma) berguna bagi penghuni kubur?”
“Ya. Selama pelepah kurma tersebut masih basah, kedua penghuni kubur ini akan diringankan siksanya (oleh Allah SWT),” jelas Nabi SAW.
Wallahu a’lam