Bukti Indonesia sebagai situs dunia bahwa apa yang ada di seluruh dunia hampir semua ada di negeri ini. Misalnya, gambaran surga yang dijelaskan al Quran itu ada di sini bukan di negeri di mana al Quran diwahyukan. Kemudian tentang keragaman yang kalau di negara lain keragaman itu tidak lebih dari 100 tetapi di sini melebihi itu. Negara AS yang dikenal sangat plural saja kalah, keragamannya kalau dilihat dari sukunya sekitar ada 70, ini jauh lebih besar 10 kali lipat di Indonesia.
Bukti lainnya lagi yaitu ras manusia di dunia semua ada di sini. Gen nenek moyang bangsa Indonesia tidak hanya berasal dari satu jenis manusia. Asal mula ras manusia di dunia ada empat dan semua dapat ditemukan di Indonesia. Ada ras austro melanesia seperti warga di Papua, kemudian ras mongoloid, ras caucasoid dan ras hibrida yang semua tersebar diberbagai wilayah. Semua ras ada sini karena memang Indonesia secara geografis letaknya dilalui garis khatulistiwa, dan subur serta kaya sumber daya alam, sehingga memungkinkan bahkan seperti keharusan melakukan persinggahan bagi bangsa lain yang sedang melakukan misi perjalanan.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan Indonesia ini sebenarnya inti dari dunui secara luas atau titik temu dari bangsa-bangsa dunia. Oleh karena itu maka Indonesia dapat dinyatakan sebagai situs kemanusiaan yang paling majemuk di dunia.
Yang patut disadari dan ini menjadi sebuah keberhasilan, bahwa Indonesia sukses merumuskan prinsip dan dasar negara yang tak bertolak belakang dari latar belakang tersebut. Prinsip dasar itu tidak lain yang disebut dengan Pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa setelah kemerdekaan tahun 1945. Pancasila memiliki lima prinsip untuk pedoman sebagai sistem pemerintahan Indonesia.
Apabila dianalisis lima prinsip yang ada dalam dasar negara Indonesia menjadi titik temu dari sistem negara yang ada di dunia. Kita tahu bahwa prinsip dasar dalam penyelenggaraan negara antara dua hal, yairu berdasarkan agama, yang akhirnya dikatakan sebagai negara agama dan sistem negara yang memisahkan dari urusan agama, ini yang disebut sebagai sistem sekuler. Namun, Pancasila bukan sistem berdasarkan agama tetapi juga tidak mengabaikan agama artinya bukan sekuler. Sistem ini sebagai sintesis dari dua sistem dalam penyelenggaraan negara.
Yang istimewa dari Pancasila adalah dapat menyatukan berbagai perbedaan yang jumlahnya ratusan. Lima sila yang ada di dalamnya dapat mengakomodir urusan manusia pada sisi vertikal maupun horisontal. Pancasila dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti urusan ketuhanan, kenyamanan, keadilan, persatuan, kesejahteraan serta urusan politik secara pribadi maupun secara umum.
Secara esensial makna Pancasila tidak menyimpang dari substansi ajaran agama manapun. Terlebih agama Islam. Agama ini memiliki sejarah yang esensinya tidak jauh berbeda dengan Pancasila yakni piagam madinah, selain itu khutbah haji wada’ oleh Nabi Muhammad di Arafah. Isi dari kedua hal ini inti sarinya tidak jauh dari lima prinsip dasar Pancasila.
Dalam hal ini hubungan antara agama dan Pancasila sangat terkait dan tidak bisa terpisahkan. Kedua perannya saling melengkapi. Namun, terkadang ini disalahpahami bahwa Pancasila seakan sederajat dengan agama. Pemahaman ini memang sering ditemukan di masyarakat sehingga terjadi kontroversial ada yang mebolak dan ada yang menerima. Yang sebenarnya adalah bahwa hubungan keduanya dapat dianalogikan, agama-agama itu seperti menara-menara yang menjulang ke atas, dan Pancasila itu sebagai jembatan yang menghubungkan di antara menara tersebut. Dengan pengertian ini Pancasila sebagai perekat umat dari perbedaan.
Jadi, Indonesia yang penduduknya beragam, majemuk, indah, subur, secara geografis terletak dilintasan khatulistiwa dan memiliki dasar Pancasila ini merupakan anugerah yang harus disyukuri. Negara lain tak memilikinya, Indonesia menjadi miniatur dunia. Ini semua bukanlah kesengajaan AKAN tetapi sudah takdir Allah untuk bangsa ini sebagai negara yang luar biasa. Ini merupakan rahmat untuk Indonesia. Oleh karenanya bangsa Indonesia tidak patut mengingkarinya itu, tetapi harus mensyukuri dengan cara merawat dan menjaga rahmat ini. Bangsa Indonesia tidak patut rendah diri, dan sudah semestinya percaya diri akan jati dirinya, dan bermental yang terbaik dari yang lainnya. Bangsa Indonesia layak memimpin dunia.