Inayah Wahid Mengenang Riyanto, Banser yang Menyelamatkan Gereja

Inayah Wahid Mengenang Riyanto, Banser yang Menyelamatkan Gereja

Inayah Wahid Mengenang Riyanto, Banser yang Menyelamatkan Gereja

Dalam momen Natal, putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid, menuliskan penghormatan dan kenangannya atas Riyanto, seorang anggota Banser NU yang gugur saat berusaha menyingkirkan sebuah bom yang ditaruh di sebuah gereja yang dijaganya. Berikut kenangan dan Inayah yang kami rangkum dari serial twitnya:

“Tiap menjelang Natal ingatan saya pasti selalu tertuju pada Riyanto, Banser NU yang meninggal karena mengamankan sebuah gereja di Mojokerto, Jawa Timur, dari sebuah ledakan bom.

Tahun 2000, Riyanto, anggota Barisan Serbaguna (Banser NU), ikut menjaga misa Natal di sebuah gereja. Namun ternyata gereja yang ia jaga dipasangi bom. Riyanto mengambil bom itu, melarikannya, berusaha menyelamatkan jemaat. Tapi ia sendiri tak selamat. Tubuh Riyanto meledak bersama bom. Pengorbanannya bikin seisi gereja selamat.

Sebagai seorang muslim, Riyanto bisa saja tak menjaga misa Natal. Ia bisa saja berkelit pake dalil ini-itu untuk tak laksanakan tugasnya. Namun bersama anggota Banser lain, Riyanto tetap ikut menjaga perayaan Natal. Saat melihat bungkusan yang ia curigai sebagai bom, ia juga bisa saja lari menyelamatkan diri. Tapi bukan itu yg dilakukan Riyanto. Ia memilih untuk mengambil bom itu, menjauhkannya dari jemaat gereja. Ia memilih untuk berupaya menyelamatkan sesama.

Ya, Riyanto memilih untuk menyelamatkan sesama. Beyond religion. Karena buat Riyanto, mereka adalah saudara-saudaranya juga.

Buat saya, Riyanto adalah pahlawan kemanusiaan sesungguhnya. Saya tidak terlalu peduli dalil ini-itu. Buat saya Riyanto sudah mengajarkan saya tentang apa yang paling penting bagi manusia. Yaitu KEMANUSIAAN.

Saya berharap teman-teman yang malam ini sedang beribadah Natal, tolong doakan juga Riyanto yang sudah mengajarkan kita apa arti menjadi manusia. Doakan juga Indonesia damai, sehingga jangan sampai ada Riyanto-riyanto lainnya. Doa agar Natalmu tidak perlu lagi dijaga.” []

NB: Artikel ini hasil kerjasama islami.co dan INFID