Sharaf merupakan cabang gramatika bahasa Arab yang terfokus pada perubahan bentuk kata: Dari perubahan paling sederhana contoh kata kafara-yakfuru-kufran hingga perubahan yang komplek menjadi kaffara-yukaffiru-takfiran. Hal ini pula yang menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa terumit se-dunia.
Bandingkan misalnya perubahan kata dalam bahasa Inggris yang hanya 3 kejadian perubahan, serta bahasa Indonesia yang hanya menambahkan awalan dan akhiran pada kata dasarnya. Sementara perubahan kata dalam bahasa Arab adakalanya bercorak tashrif istilahi berjumlah 9-10 model kata; dan adakalnya bercorak tashrif lughawi berjumlah 11 model kata.
Kerumitan gramatika bahasa Arab dapat diatasi melalui proses pendidikan yang berkelanjutan: dari tingkat dasar hingga edvant. Uniknya sekalipun rumit tetapi banyak orang non-Arab yang tertarik mempelajarinya, seperti yang dilakukan para santri pesantren. Pertimbangannya dalam mempelajari bahasa Arab terkandung nilai-nilai revolusi mental yang tak akan lekang oleh jaman.
Di cabang ilmu sharaf, misalnya, nilai-nilai revolusi mental tercermin dari sistem perubahan kata itu sendiri. Perhatikan perubahan kata demi kata berikut ini: Fa’ala-yaf’ulu-fa’lan-maf’alan-fa’ilun-maf’ulun-uf’ul-la taf’ul- maf’alun-mif’alun.
Nilai-nilai revolusi mental yang terkandung didalamnya adalah seseorang yang sukses hidupnya adalah tahu masa lalu (madhi) merancang masa depan (mudhari’), punya modal (mashdar), mau memberi dan menerima (fa’il-maf’ul) beraksi cepat (fa’il) tapi selalu waspada (nahi), tahu kondisi dan situasi (zaman/makan), serta memiliki sarana-prasarana (alat).
Begitu pula urutan bab sharaf yang paling dasar: fathu-dhammin, fathu-kasrin, fathatani, dhammu-dhammin, kasru-fathin, kasratani. Kunci katanya adalah konsonan A-U-I (fathah, dhammah-kasrah).
Jika dijabarkan pemahamannya seperti berikut ini: Fathu-dhammin (fase bertemunya suami-istri), Fathu-kasrin (fase membina rumah tangga: suami sebagai pemimpin dan istri sebagai yang dipimpin) fathatani (fase suami-istri giat meningkatkan kesejahteraan) dhammu-dhammin (fase suami-istri melakukan investasi untuk masa depan), kasru-fathin (fase pensiun yang adakalnya naik-turun kesejahteraan keluarga), dan kasratani (fase akhir kehidupan).
Contoh kata di setiap bab sharaf yang paling dasar juga mengandung nilai-nilai revolusi mental. Nashara (fase balita yang butuh bantuan), Dharaba (fase anak-anak yang memerlukan pengarahan), fataha (fase remaja dimana seseorang menjadi terbuka untuk bersosialisasi), alima (fase dewasa dimana seorang menjadi tahu dan mandiri), hasuna (fase berumah tangga saatnya seseorang menjadi contoh dan figur) hasiba (fase tua saatnya banyak melakukan evaluasi).
Sebetulnya masih banyak nilai-nilai revolusi mental dalam mempelajari ilmu sharaf. Oleh sebab itu seseorang yang paham ilmu sharaf dapat ditandai dia memiliki pandangan hidup yang penuh spiritual. Tapi kalau baru tahu dasarnya ilmu sharaf maka orangnya belum memiliki kematangan mental. Makanya belajarlah ilmu sharaf yang benar!!
Wallahu A’lam.