KH. Ali Mustafa Yaqub dalam bukunya Islam antara Perang dan Damai menjelaskan bahwa perbedaan agama bukanlah penyebab perang. Meskipun fakta sejarah menunjukan adanya konflik antara muslim dan non-muslim, konflik tersebut bukan disebabkan perbedaan agama, tetapi ada penyebab lain yang melahirkan konflik: pengkhiatan, pembatalan perjanjian, dan sebab lain.
Bukti perbedaan agama tidak melahirkan konflik ialah Rasulullah memiliki mertua yang beragama Yahudi. Mertua beliau adalah pemimpin Bani Quraidhah dan beragama Yahudi sampai akhir hayatnya. Mertua Rasul tersebut bernama Huyay bin Akhtab.
Huyay memiliki seorang putri bernama Shofiyah dan dinikahi oleh Rasulullah setelah dia masuk Islam. Sehingga Shofiyah dianggap sebagai salah satu Umm al-Mu’min (Ibu orang mukmin). Meskipun mertua Rasul tetap teguh dengan keyakinannya, Rasulullah tidak pernah memaksa Huyay masuk Islam, atau memeranginya.
Ini membuktikan Islam sangat menjunjung tinggi perbedaan. Perbedaan agama tidak menghalangi Rasul untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Bahkan beliau bersedia menikahi putri dari kalangan Yahudi.