Alkisah, semasa belajar di Mesir, Gus Dur punya teman asal Aceh, namanya Yas. Kamar mereka bersebelahan. Yas ini betul-betul perokok berat. Ke mana pun dia pergi, pasti di kantongnya selalu terselip dua bungkus rokok. Satu sudah dibuka, satu lagi buat cadangan.
“Bagi dia merokok itu jangan sampai ketelatan. Makanya si Yas selalu bawa dua bungkus,” kata Gus Dur di buku Ger-Geran bersama Gus Dur: Edisi Spesial Mengenang Gus Dur.
Saking sayangnya pada temannya ini, Gus Dur menasihatinya, “Yas, apa kamu enggak pernah baca tulisan di majalah bahwa tiap satu batang rokok itu bisa memendekkan umur 30 detik?”
Enteng saja Yas menggeleng. “Belum tuh…”
“Lho, kamu ini gimana. Sekarang coba kamu itung sudah berapa tahun umurmu diperpendek oleh rokok itu,” kata Gus Dur sengit.
Sambil menyulut sebatang lagi, Bung Yas menimpali, “Ya, tapi kalau saya enggak merokok, besok saya bisa mati.”
Susah memang menasihati perokok berat.