Hati-Hati, Jangan Ucapkan Hal Buruk Di Depan Anak!

Hati-Hati, Jangan Ucapkan Hal Buruk Di Depan Anak!

Hati-Hati, Jangan Ucapkan Hal Buruk Di Depan Anak!

Secara fitrah, setiap orang tua pasti sangat menyayangi buah hati mereka. Tak ada satupun orang tua baik yang tega terhadap anaknya ataupun menginginkan hal yang buruk terjadi pada anak mereka. Bahkan banyak orang tua yang sangat menyayangi buah hati mereka dan tak rela kehilangan anak mereka. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis berikut ini.

Dari ‘Umar bin Al–Khaththab RAbeliau berkata, “Rasulullah SAW memperoleh banyak tawanan perang. Tiba-tiba ada seorang perempuan dari mereka yang mencari bayinya dalam kelompok tawanan tersebut. Kemudian dia mengambil bayi itu, memeluknya kemudian menyusuinya. Rasulullah SAW bertanya kepada kami, “Menurut kalian, apakah perempuan ini tega melemparkan anaknya itu ke dalam api?” Kami pun menjawab, “Demi Allah, tidak akan melemparkannya ke api selama dia masih mampu untuk tidak melemparnya.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Allah lebih sayang kepada para hamba–Nya, melebihi kasih sayang perempuan ini terhadap anaknya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun tak selamanya anak akan berperilaku menyenangkan di hadapan para orang tua. Terkadang, anak bisa saja berperilaku buruk ataupun menjengkelkan. Jika sedang dalam keadaan stress ataupun tertekan, perilaku menjengkelkan dari anak dapat membuat orang tua marah hingga lepas kendali. Saat dikuasai rasa marah, orang tua bahkan bisa saja berkata buruk kepada anak akibat dari akumulasi suasana hati yang sedang buruk, serta berbagai pikiran dan masalah.

Meskipun demikian, para orang tua hendaknya berhati-hati saat berkata buruk di depan anak. Pasalnya, setiap perkataan orang tua kepada anak ternyata bisa menjadi suatu doa terhadap anaknya. Dalam hadis disebutkan bahwa doa orang tua terhadap anak-anaknya tergolong sebagai doa yang mustajab. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi)

Selain itu, Abu Hurairah berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (HR. Al Bukhari) Oleh karena itu, para orang tua hendaknya berhati-hati saat menuturkan kata-kata kepada anaknya terutama saat dikuasai rasa marah ataupun jengkel. Pasalnya, perkataan buruk orang tua terhadap anaknya juga ternyata tergolong sebagai doa yang mustajab.

Bahkan ada kisah seorang lelaki yang berkata buruk kepada untanya kemudian ditegur oleh Rasulullah SAW. Saat itu lelaki tersebut berkata kepada untanya, “Hus (kalimat hardikan kepada unta agar jalannya cepat), semoga Allah melaknatmu. Rasulullah SAW berkata, “Siapa yang melaknat untanya itu?” Lelaki itu menjawab, “Aku, wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah SAW pun bersabda, “Turunlah (dan turunkanlah barang-barangmu darinya) [1] Janganlah Engkau menyertai sesuatu yang terlaknat. Janganlah Engkau mendoakan keburukan untuk dirimu sendiri. Janganlah Engkau mendoakan keburukan kepada anak-anakmu. [2] Janganlah engkau mendoakan keburukan pada harta-hartamu [3]Agar (doa tersebut) tidak bertepatan dengan saat-saat di mana Allah memberikan dan mengabulkan doa dan permintaan kalian. (HR. Muslim)

Dengan demikian, para orang tua hendaknya patut berhati-hati saat berkata-kata kepada anak. Jangan sampai orang tua mengucapkan perkataan-perkataan yang buruk kepada anak. Sebab bisa saja ucapan buruk yang mereka katakan justru menjadi sebuah doa dan ternyata bertepatan dengan waktu-waktu dikabulkannya doa. Sehingga saat sedang dirundung rasa marah, para orang tua hendaknya mengucapkan “Allahu Yahdik yang bermakna “Semoga Allah Ta’ala memberikanmu hidayah”.

Wallahu a’lam.