Hamas mengumumkan telah melakukan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel untuk menurunkan eskalasi kekerasan di Gaza. Hal itu diungkapkan oleh pimpinan kelompok Hamas, Yahya Sinwar dalam pernyataannya kemarin. Perundingan itu di mediasi Mohammed al Amadi, perwakilan dari Qatar. Pengumuman tersebut melegakan mengingat berminggu-minggu pertempuran terjadi di Gaza dan angka korban virus corona yang terus meningkat.
Laman middleeassteye menyebutkan bahwa pihak Hamas kesepakatan tersebut sebagai upaya untuk melayani rakyat di Jalur Gaza dan berkontribusi dalam mengurangi kondisi hidup yang sulit. Sementara itu COGAT, badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina, mengumumkan pada Senin malam bahwa mereka akan segera membuka kembali satu-satunya penyeberangan kargo di Gaza dan melanjutkan pengiriman bahan bakar ke wilayah tersebut. Pihak COGAT juga akan membuka kembali zona penangkapan ikan sepanjang 25 km di lepas pantai Gaza.
Saling gempur antara Israel dan kelompok Hamas Israel terjadi sejak 6 Agustus lalu. Pihak Israel menggempur Gaza sebagai tanggapan atas balon pembakar dan, roket diluncurkan Hamas. Serangan balon udara telah memicu lebih dari 400 kebakaran di Israel selatan.
“Keputusan ini akan diuji di lapangan: jika Hamas, yang bertanggung jawab atas semua tindakan yang diambil di Jalur Gaza, gagal memenuhi kewajibannya, Israel akan bertindak sesuai dengan itu,” katanya.
Utusan PBB untuk wilayah tersebut, Nickolay Mladenov, menyambut baik kesepakatan tersebut. “Mengakhiri peluncuran perangkat pembakar dan proyektil, memulihkan listrik akan memungkinkan UN untuk fokus menangani krisis COVID19,” katanya dalam akun twitternya.
Gaza memang terjadi eskalasi kekerasan yang cukup besar dan membuat situasi jadi tegang di kawasan ini.