Hadis Keutamaan Haji dan Umrah

Hadis Keutamaan Haji dan Umrah

Hadis Keutamaan Haji dan Umrah

Haji termasuk bagian dari ibadah wajib. Kewajiban haji tentu tidak sama dengan shalat dan puasa, sebab haji hanya diwajibkan bagi orang yang mampu saja. Orang yang tidak memiliki banyak harta dan kebutuhan sehari-harinya masih belum terpenuhi tidak diwajibkan untuk menunaikan haji.

Seperti ibadah lainnya, haji dan umrah memiliki banyak hikmah, manfaat, dan keutamaan. Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa orang yang naik haji dan melakukan ibadah umrah diampuni dosa dan Allah menjanjikan surga baginya. Ampunan dosa dan balasan surga tersebut diperoleh bila haji dan umrah dilakukan dengan penuh keikhlasan, tanpa unsur riya, dan mematuhi seluruh aturannya.

Dalam hadis riwayat Ibnu Majah dijelaskan:

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ، كَفَّارَةُ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ، لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ، إِلَّا الْجَنَّة

Artinya:

“Dosa diampuni di antara dua ibadah umrah dan balasan bagi haji mabrur adalah surga” (HR: Ibnu Majah)

Dalam hadis lain disebutkan:

مَنْ حَجَّ هَذَا الْبَيْتَ، فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya:

“Orang yang berhaji ke baitullah akan kembali seperti anak kecil baru lahir selama dia tidak berkata keji dan berbuat fasik” (HR: Ibnu Majah)

Hadis di atas menjelaskan bahwa ibadah umrah dapat dijadikan sebagai momen penghapusan dosa.  Allah SWT akan mengampuni dosa antara dua umrah. Maksudnya, bila seseorang melakukan ibadah umrah, kemudian pada lain waktu dia melakukan umrah untuk kedua kalinya, maka dosa yang dia lakukan antara umrah pertama dan kedua diampuni.

Namun perlu digarisbawahi, dosa yang dimaksud dalam hadis di atas ialah dosa-dosa kecil, bukan dosa besar (al-kabair). Dosa besar tidak akan diampuni oleh Allah SWT kecuali dengan menempuh jalan taubat. Kemudian, Allah SWT menjanjikan balasan surga bagi orang yang melakukan ibadah haji selama dia mematuhi aturan haji dan tidak melakukan perbuatan maksiat.

Setiap orang yang melakukan ibadah haji dengan seksama dan niat ikhlas, serta tidak melakukan perbuatan maksiat ataupun berkata kotor selama proses ibadah haji, Allah SWT akan menerima hajinya dan dia seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya selepas menunaikan ibadah haji: tanpa noda dan dosa. Wallahu a’lam.