Benarkah Habib Rizieq akan pulang sebentar lagi? Sebelum ke sana, kita tentu saja harus mafhum bahwa pilpres dan Pemilu 2019 telah usai dan dimenangkan oleh Joko Widodo (Jokowi). Berbagai cara secara konstitusional telah ditempuh meskipun pada akhirnya tetap mengalami kekalahan. Namun upaya rujuk atau rekonsiliasi yang dilakukan oleh koalisi 02 masih diupayakan dan barusan terjadi pertemuan penting: Jokowi-Prabowo bertemu. Meskipun, terbagai tawaran sebagai syarat rekonsialiasi pun tetap diajukan.
Nah, salah satu syarat yang ditawarkan oleh kubu 02 adalah pemulangan Habib Rizieq Syihab. Perlu diketahui bahwa pada tahun 2017, pasca demo besar di Jakarta, Habib Rizieq keluar dari Indonesia dengan dalih menghindari proses hukum yang sedang menjeratnya. Dengan kata lain, Habib Rizieq pergi dari Indonesia bukan perkara dikeluarkan melainkan pergi sendiri.
Wacana pemulangan Habib Rizieq memang center dibicarakan dalam koalisi 02. Sebelumnya, pada saat Ijtihad Ulama II pada tahun 2018 melahirkan 17 poin Pakta Integritas apabila Prabowo, sebagai calon Presiden yang diusung, memenangkan pilihan presiden. Salah satu isi dari 17 Pakta Integritas berisikan tentang pemulangan Habib Rizieq ke Indonesia.
Prabowo tidak mau mengecewakan suara dan dukungan yang telah ia dapat dari alumni 212. Prabowo kemudian mengajak berdamai dengan pemenang Pilpres. Hal ini dilakukan sebab Gerindra pun juga kalah suara dengan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P). Dalam peraturan MD 2018 menyebutkan bahwa yang menjadi ketua DPR berasal dari partai pemenang pemilu. Dengan kata lain, PDIP yang berhak menunjuk kadernya untuk menjadi ketua DPR.
Isu terkait dengan pemulangan Habib Rizieq sebagai salah satu syarat rekonsiliasi yang diberikan oleh kubu 02 mendapat tanggapan dari koalisi 01. Dalam hal ini kepala Staff Presiden, Jenderal Moeldoko menyampaikan bahwa negara atau pemerintah pada saat itu tidak mengusir Habib Rizieq, Habib Rizieq keluar dari Indonesia sendiri masak negara yang harus memulangkan?, biar pulang sendiri kalau tidak punya uang biar saya belikan tiket. Begitu ujarnya Jenderal Moeldoko.
Lantas sepenting itukah sosok Habib Rizieq di mata para pengikutnya, sampai-sampai namanya menjadi taruhan dalam pilpres 2019. Kita tahu bahwa pada aksi besar-besaran di Jakarta sosok Habib Rizieq menjadi semakin dikenal oleh publik. Menurut beberapa pengamat aksi Jakarta representasi dari, apa yang disebut oleh Antonio Gramsci, perang oposisi, dan Habib Rizieq menjadi tokoh penting dalam perang tersebut.
Keberhasilan Habib Rizieq dalam mengatur strategi untuk menjatuhkan Gubernur dianggap sebagai sosok penting dalam perpolitikan syariah kelompok islam populis di Indonesia. Oleh sebab itu, kehadirannya dalam setiap momentum politik nasional sangat dibutuhkan oleh pengikut-pengikutnya.
Peran serta kontribusi Habib Rizieq dengan partai Gerindra yang mengusung Anies Baswedan telah memenangkan pertarungan pilkada DKI Jakarta 2017 silam. Secara tidak langsung hubungan Gerindra dan Habib Rizieq mulai terbangun erat sejak pilkada DKI Jakarta. Hingga pada saat pembentukan koalisi Partai, Prabowo pun mendapat amanat dari Habib Rizieq untuk maju sebagai calon wakil Presiden bersaing dengan Jokowi.
Restu Habib Rizieq tidak selalu menentukan arah politik koalisi 02. Pada saat ijtimak ulama, Prabowo direkomendasikan untuk menggandeng beberapa calon yang sudah disepakati, yaitu Prabowo-Salim Segaf dan/atau Prabowo-Abdul Somad. Akan tetapi, Prabowo justru memilih Sandiaga Uno sebagai wakil calon Presiden.
Namun yang namanya politik tetap politik. Habib Rizieq bukanlah sosok penting dalam pergulatan perpolitikan nasional. Habib Rizieq beserta organisasi koalisinya dinilai membahayakan kepentingan publik. Jargon NKRI Bersyariah dan menegakkan syariah di Indonesia bertentangan dengan ideologi bangsa.
Oleh karena itu, kepulangan Habib Rizieq bisa menjadi ancaman bagi persatuan Indonesia karena cenderung bersikap menentang terhadap sistem demokrasi dan ideologi Pancasila. Dan kalaupun Habib Rizieq nanti pulang, kepulangannya akan ditunggu oleh jajaran kepolisian karena kasus yang menjeratnya tak kunjung selesai.